Bupati tanam Kakao didampingi Kadistanbun Aceh dan Ketua FKA
TABLOIDSINARTANI.COM, Aceh Tamiang --- Produktivitas Kakao di Aceh Tamiang terus ditingkatkan dengan sinergi berbagai pihak. Salah satunya adalah Forum Kakao Aceh (FKA) yang mengadakan Duek Pakat Kakao Aceh (DPKA)
Bupati Aceh Tamiang Mursil, SH,M.Kn menghadiri Duek Pakat Kakao Aceh (DPKA) IX dengan tema Peningkatan Produksi dan Produktivitas Kakao melalui Rehabilitasi dan Peremajaan di kebun petani kakao Desa Bundar, Kecamatan Karang Baru. Dalam sambutannya Bupati Mursil mengucapkan selamat kepada pengurus Kakao Aceh Tamiang yang baru dilantik. "Organisasi ini hendaknya tidak hanya sebagai lambang saja dan kemudian menghilang, tapi harus memberikan kontribusi apapun agar bisa maju dan berkembang ditengah-tengah masyarakat khususnya untuk memajukan petani kakao," tegasnya.
Bupati Mursil menuturkan, budidaya kakao ini harus mendapat perhatian khusus, karenanya dirinya pun mengajak untuk mencari langkah teknis untuk meningkatkan produksi kakao. Apalagi saat ini, tanaman kakao di Aceh Tamiang banyak yang harus dilakukan peremajaan kembali. "Semoga dengan pertemuan ini bisa membangkitkan kejayaan kakao di Aceh khususnya Aceh Tamiang dan semua itu tergantung dari niat dan kesungguhan petaninya,” harapnya.
Sebelumnya Ketua Forum Kakao Aceh, Ir. T. Iskandar MSi mengucapkan terima kasih kepada Bupati Aceh Tamiang dengan semangat menggaungkan peningkatan produksi kakao di Aceh Tamiang. Untuk itu FKA Kabupaten Aceh Tamiang harus memperkuat kelembagaan di daerah untuk kemajuan petani. "Dalam meningkatkan produktivitas perlu membangun networking untuk mendapatkan dana CSR melalui Perbankan/BUMN," imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan di Aceh Tamiang ini termegah sepanjang sejarah DPKA serta menuai sukses luar biasa karena antusias peserta tak bergeming sedikit pun hingga akhir acara. Pertemuan ini sambung Teuku Iskandar mendapat suport penuh dari Distanbun Aceh dan didukung oleh Socalatte Pijay, Cilet, Cocoa Sustainable Partnership, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH) dan Cokinol Sabang. "Tujuannya untuk konsolidasi sekaligus pengukuhan Forum Kakao Aceh Tamiang yang baru terbentuk," tambahnya.
Iskandar mengakui, saat ini persoalan kakao di Aceh ialah pohonnya sudah berumur 20 tahun. Secara akademis kakao yang sehat umurnya 16 tahun dan setelah itu sudah harus di rehab atau replanting."Tentunya menjadi harapan kita bersama bagaimana saat ini menggerakkan kembali kakao yang saat ini produktifitasnya rendah kembali meningkat,” timpalnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Ir. Cut Huzaimah, MP mengapresiasi Bupati Aceh Tamiang yang sudah mendukung pengembangan kakao di daerahnya. Acara ini lanjut Cut Huzaimah merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh FKA dan stakeholder yang terlibat di bidang perkakaoan. "Dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi penyemangat bagi petani kakao," ujarnya.
Menurutnya, pemeliharaan kakao sangat rentan (manja) jadi petani harus menjaga dari serangan hama dan penyakit. Tanaman kakao juga tidak bisa dengan kondisi lembat dan terlalu kering. "Oleh karena itu sangat membutuhkan perhatian dari petani sesuai Good Agriculture Practice (GAP) yang telah ditetapkan,” tuturnya.
Dirinya juga berharap melalui pertemuan ini ada satu rumusan agar kakao bisa kembali berjaya seperti era sebelumnya. Sementara itu, Koordinator Tanaman Penyegar Ditjen Perkebunan Gento Widayanto mengatakan bahwa terkait kakao ini sudah dibicarakan sampai tingkat pusat dan dalam perjalanannya berbagai persoalan cukup komplek dihadapi, salah satunya kondisi tanaman yang sudah tua.
“Untuk itu, tidak hanya dibutuhkan peremajaan tapi juga pengembangan yang baik. Meskipun nantinya sudah mendapat benih unggul dan bersertifikat/berlabel perlu penanganan dan pengawasan serta pemeliharaan nya harus ketat dan perlu ada komitmen dari semua pihak,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut dilakukan penanaman bibit kakao unggul (bermutu) sebanyak 250 batang. Dihadiri 150 peserta selain Perwakilan Dirjenbun, ketua/pengurus FKA, Bupati dan unsur Forkompimda Aceh Tamiang, Kadistanbun dan tim ahli, Bappeda Aceh, Bank Aceh, Perguruan Tinggi, stakeholder, pengusaha serta, presiden kakao juga petani dan peserta dari seluruh kabupaten/kota di Aceh. Hasil musyawarah direncanakan kegiatan DPKA X tahun 2023 akan dilaksanakan di Kota Sabang atau kabupaten Aceh Tenggara sebagai alternatif.