Sabtu, 15 Februari 2025


Eksistensi Tiga Komoditas Andalan

12 Des 2022, 06:49 WIB

Soedjai Kartasasmita

Diantara banyak komoditas perkebunan, Soedjai mengatakan agar menjaga tiga komoditas yang kini menjadi andalan yakni, sawit, karet dan gula. Sawit dengan produk CPO-nya menjadi andalan. Bahkan Indonesia menjadi produsen terbesar minyak kelapa sawit di dunia.

Sudah selayaknya kalau kita memiliki slogan Oil Palm is here to stay,” ujarnya. Namun Soedjai mengingatkan harus tetap waspada dan jangan sampai terjebak dalam euphoria yang berlanjut. Kini beberapa negara sudah mulai membudidayakan sawit seperti India, sehingga bisa menjadi ancaman serius.

Untuk komoditas karet, Soedjai menilai juga  kurang mendapat perhatian. Akibat euphoria sawit kini banyak lahan karet beralih fungsi menjadi kebun sawit. Produksi karet mulai menurun juga karena penyakit daun.

Di Malaysia dan Thailand, menurutnya, karet sudah mulai digunakan memperkuat infrastruktur jalan setelah dicampur aspal dan bahan baku lainnya. Penggunaan karet untuk bahan peralatan medis seperti sarung tangan juga sudah banyak di Malaysia. Kiranya perlu dipikirkan lebih lanjut untuk menyelamatkan industri karet Indonesia,” tambahnya.

Sedangkan komoditas tebu, Soedjai menegaskan, pemerintah sangat berkepentngan dalam rangka mencapai swasembada gula. Pemerintah merencanakan penanaman tebu besar-besaran yang diperkirakan seluas 700.000 ha. Hal ini tentunya perlu dibarengi dengan penggunaaan teknologi terkini yang sudah diterapkan di berbagai negara produsen seperti India, Brasil dan Thailand.

Sulit rasanya mencapai swasembada gula tanpa menggunakan teknologi terkini,” ujarnya. Karena itu menurutnya, target atau sasaran utama pengembangan tanaman tebu ini bukan hanya sebatas gula kristal untuk konsumsi, melainkan juga untuk produksi ethanol sebagai energi terbarukan sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar fosil.

Untuk membangkitkan kejayaan komoditas  perkebunan, Soedjai mengatakan, perlu beberapa hal sebagai penunjang. Pertama, reformasi atau perubahan industri perkebunan dari monokultur menjadi biokultur. Kedua, penelitian dan pengembangan (R&D) yang bisa melahirkan inovasi yang bisa memberikan nilai tambah produk yang dihasilkan. Ketiga, peningkatan kualitas SDM perkebunan agar memahami perubahan iklim dan berbagai dampaknya bagi komoditas.

Menurut Soedjai, menjaga keberlanjutan usaha juga menjadi penting, utamanya di lingkungan perkebunan kelapa sawit rakyat (sustainability). Selain itu, perlunya kolaborasi antara pemerintah dan stakeholder, konsistensi kebijakan secara berkelanjutan, serta menjaga kredibilitas usaha supaya komoditas perkebunan tidak kehilangan kepercayaan dari konsumen.

Reporter : Iqbal
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018