Bersama petani kakao
TABLOIDSINARTANI.COM, Sabang - Jelang kegiatan perhelatan Duek Pakat Kakao Aceh (DPK-A) X Dinas Pertanian dan Pangan (Distan Pangan) Kota Sabang siap mendukung demi sukses nya acara yang digelar Agustus mendatang.
"Untuk itu, kita tetap berkoordinasi dan bersinergi dengan ketua Forum Kakao Aceh (FKA) terkait teknis maupun hal lain yang dibutuhkan, " ungkap Kepala Distan Pangan Kota Sabang, Fakri, SE.,MAP saat dihubungi tabloidsinartani.com melalui telepon selularnya.
Disebutkan, acara DPK-A ini merupakan momen penting masyarakat Kakao di Aceh dalam memajukan komoditas unggulan sektor perkebunan.
"Untuk itu, kita tengah gencar melakukan persiapan mulai dari bibit klon unggul maupun lahan untuk demplot," ujar Fakri.
Demplot tersebut lanjut Fakri lokasinya di Paya Seunara, Kecamatan Suka Makmur sebagai ajang percontohan dengan menerapkan teknologi pemangkasan, sambung samping dan pemupukan berimbang. Sedangjan untuk tanaman kakao yang sudah tua kita lakukan replanting.
"Sehingga diharapkan hasil kakao bisa lebih optimal dan terhindar dari serangan hama dan penyakit," ujarnya optimis.
Sementara Ketua FKA, Ir T. Iskandar MSi, sangat berterima kasih dan apresiasi atas respon yang luar biasa dari Pemko Sabang beserta jajaran nya.
Dijelaskan acara Duek Pakat Kakao Aceh digelar setiap tahun. Terakhir hasil musyawarah bersama para peserta di Kabupaten Aceh Tamiang telah memutuskan untuk tahun 2023 di Kota Sabang.
Menurutnya, walaupun Sabang sebagai daerah kepulauan, tapi dari dulu masyarakatnya sudah mengembangkan Kakao.
"Malah saat ini tanaman eksisting umurnya sudah lumayan tua. Namun Pemko Sabang sejak 3 tahun lalu telah mulai melakukan rehabilitasi tanaman Kakao yang sudah tua," terangnya.
Tak hanya itu, peran Distanbun Aceh dan tenaga ahli FKA turut andil membenahi Kakao rakyat dan mendapat respon yang sangat baik dari Pemko Sabang.
"Tahun 2018 kita telah melakukan bimbingan teknis lewat tim teaching Distanbun dan FKA dalam merawat kebun dengan pemangkasan, replanting, sambung samping serta pemberian pupuk organik," ujarnya.
Begitu pula antusias Muzakkir selaku penyuluh Sabang yang juga sebagai penggerak sangat luar biasa. Mereka membuat demplot dan menerapkan Good Agriculture Practucess (GAP) dan Good Handling Practicess (GHP) untuk menjadi contoh bagi petani Kakao sekitar.
Ini merupakan suatu terobasan yang perlu kita berikan reward. Apalagi dengan adanya suport dari BMKG Indrapuri selama 3 tahun berturut-turut melalui sekolah lapang iklim (SLI) patut kita berikan apresiasi.
"Untuk itu, keberadaan produk olahan coklat Sabang binaan Distan Pangan dan Cokinol di bawah Disperindag Sabang diharapkan bisa memberi dukungan termasuk dari Pemko Sabang dalam pengembangan wisata agro Kakao di Sabang," ujarnya bersemangat.