Minyak sawit merah ternyata lebih sehat | Sumber Foto:dok.Sinta
TABLOIDSINARTANI.COM, Lebak---Mungkin belum banyak yang mengetahui, selain untuk minyak goreng ternyata kelapa sawit juga bisa dibuat menjadi minyak sawit merah. Selain memiliki tampilan warna seperti buah sawit, minyak sawit merah juga lebih sehat dan berhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Tanpa disadari ternyata kepala sawit memiliki banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat. Selain yang paling dikenal dalam bentuk minyak goreng, kelapa sawit juga bisa dioleh menjadi berbagai produk turunan lainnya.
Yuli Aulia Rachmah, praktisi olahan minyak sawit dari PT Nutri Palma Nabati dalam Bimtek Hibrid bertema Sosialisasi Ragam Olahan Berbasis Sawit Untuk Pekebun, yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani bekerjasama dengan BPDPKS , Rabu (17/5) bahwa dari sawit bisa dihasilkan 3 jenis minyak atau lemak. “Yang pertama Virgin Palm Oil (minyak sawit murni), Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya serta Palm Kernel Oil (PKO) dan turunannta,” ungkap Yuli.
Lebih lanjut Yuli mengatakan bahwa untuk Virgin Palm Oil (minyak sawit murni), Crude Palm Oil (CPO) dihasilkan dari bagian daging buah sawit (mesocarp) dan untuk Palm Kernel Oil (PKO) dihasilkan dari bagian inti buah sawit(kernel). Dari ketiga jenis minyak tersebut, bisa diturunkan menjadi tiga kategori yaitu untuk pangan, non pangan dan bahan bakar.
Beberapa contoh profuk turunan dari minyak sawit antara lain untuk pangan yang dihasilkan dari minyak sawit murni yaitu minyak goreng, margarine, jelly, ice cream, mentega putih (bahan kue) dan lain-lain. “Non pangan yaitu pasta gigi, sabun, shampoo, lotion, detergent sampai pakaian, sedangkan untuk bahan bakar yaitu bio solar B30 yang dijual di SPBU Pertamina,” tambahnya.
Yuli yang saat ini fokus dengan produk minyak sawit murni menjelaskan, perbedaan antara antara minyak sawit murni dan minyak goreng yang sudah dikenal masyarakat. Untuk minyak sawit murni (VPO) diproses dengan menggunakan suhu rendah, sehingga mengasilkan minyak murni dengan warna yang tetap merah sesuai dengan asli warna sawit. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa kandungan betakaroten dan vitamin E yang tinggi. “Kandungan itu tidak hilang karena proses pemanasannya minimal,” tegasnya.
Sedangkan untuk minyak goreng, Yuli mengatakan bahwa produk tersebut diproses dengan suhu tinggi yang menghasilkan CPO lalu diolah kembali, sehingga menghasilkan minyak goreng berwarna benih atau kuning yang jauh dari warna aslinya. Minyak goreng lebih diutamakan untuk menggoreng aneka makanan dengan suhu tinggi dan tidak akan rusak di atas 100 derajat.
“Kalau minyak sawit merah tidak akan kuat panas, otomatis betakarotin akan rusak dan lebih cepat gosong karenq titik panas lebih rendah. Karena itu untuk penggunakanya bisa dikonsumsi langsung atau tidak perlu dipanaskan terlalu panas,” ungkapnya.
Untuk dapat mensosialisasikan minyak sawit merah ke masyarakat, Yuli mencoba berbagai cara. Mulai dari pengaplikasian minyak sawit merah ke kue kering, brownis, kue cokelat dan lain-lain sebagai pengganti butter. ”Saya menggunakanya untuk menumis bumbu dimsum, dan hasilnya bumbu menjadi lebih wangi, lebih harum dan lebih gurih serta warna yang leboh memikat,” katanya.
Selain itu VPO juga bisa ditambahkan kedalam makanan. Misalnya ditambahkan ke mie instan setelah matang agar lebih gurih dan pastinya tidak meruk rasa. “Ini dibuat agar orang lebih enak makan minyak sawit merah, dan tujuannya untuk lebih banyak yang mengkonsumsi,” ujarnya.
Kelebihan Minyak Sawit Murni
Yuli menerangkan, bentuk/penampilan VPO kental seperti pasta berwarna merah-orange yang lebih pekat dari warna wortel dengan kandungan betakaroten lebih dari wortel dan tomat. VPO Ini sebelumnya sudah dikonsumsi oleh masyarakat di Afrika Barat lebih dari 5000 tahun lalu. Hal tersebut berdampak pada kekuatan dan kesehatan tubuh masyarakat di Afrika Barat.
Kelebihan lainnya, minyak sawit murni tidak mengandung koleterol, bahkan mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang yang sudah dibuktikan dengan hasil laboratorium. Nutirisi dan anti oksidan yang terkandung dalam minyak sawit merah juga tinggi. VPO juga baik dikosumsi oleh remaja pra nikah, ibu menyusui dan anak-anak dari usia 0-59 bulan. Selain itu, baik untuk mencegah stunting karena mengandung betakarotine.
“Berdasarkan testimoni dari konsumen yang rutin mengkonsumsi, minyak sawit murni bisa menyembuhkan penyakit Gerd dan membantu penyembuhan covid. Ada penelitian di IPB, kue kering dari minyak sawit merah yang dikonsumsi secara teratur selama kurang lebih 3 bulan bisa mengurangi tumor payudara,” ujarnya.
Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (Maksi) Dr. Darmono Taniwiryono, MSc mengatakan, dengan kandungan dalam minyak sawit merah mempunyai potensi sebagai antioksidan yang jauh lebih tinggi dari minyak nabati lainnya. Sebagai antioksidan, kekuatan tokotrienol minyak sawit 16 kali lebih tinggi daripada tokoferol. Bahkan lemak jenuh dalam minyak sawit sangat bagus bagi tubuh manusia.
Di dalam air susu ibu (ASI), menurut Darmono, kadar lemak jenuh mencapai 37 persen. Dengan demikian, masyarakat seharusnya tidak perlu takut mengonsumsi lemak jenuh karena sejak kecil sudah ada dalam tubuh melalui ASI. “Begitu juga ketika mengonsumsi minyak sawit yang mengandung lemak jenuh,” katanya.