Kegiatan FKA akan semakin bertambah untuk meningkatkan produktivitas petani
TABLOIDSINARTANI.COM, Sabang -- Pj Walikota Sabang tampil penuh optimisme saat menilai bahwa pelaksanaan Duek Pakat Kakao Aceh X memiliki potensi besar untuk menggairahkan ekonomi para petani kakao.
Acara Duek Pakat Kakao Aceh (DPKA) X 2023 yang berlangsung di kebun Kakao Desa Seunara Kecamatan Sukamakmu Sabang pada tanggal 22-23 September 2023 tampak sangat menarik.
Acara ini dibuka oleh Pj. Walikota Sabang, Drs. Reza Pahlevi, M.Si, dan akan dihadiri oleh berbagai tokoh seperti Deputi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Kepala Balai Besar MKG Medan, HPA International, Kadistanbun Aceh, kepala BPSIP Aceh, Forkopimda Sabang, serta penyuluh dan petani.
Tema yang diusung, yaitu "Sistem Budidaya dalam Menghadapi Iklim Ekstrem Menuju Hilirisasi Kakao," menambahkan dimensi penting dalam mengatasi tantangan perubahan iklim.
Dalam upaya untuk memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas kepada peserta, Panitia DPKA X telah mengundang tiga narasumber berpengalaman. Irwan Ibrahim, pemilik Socolatte Pidie Jaya, akan berbagi pengalamannya dalam membangun industri pengolahan coklat.
Eko Cahyo dari BKMG Indrapuri akan membahas cara menghadapi iklim ekstrem dalam budidaya kakao. Selanjutnya, Juwari Cadman dari HPA International akan mengungkapkan teknologi hormon POC untuk perbaikan budidaya kakao.
Tidak hanya itu, acara juga akan mencakup demonstrasi praktis, seperti teknik pemangkasan kakao oleh Muhammad Idris dari Pidie Jaya, teknik fermentasi biji kakao oleh Mahdi Abdullah dari Nisam Aceh Utara, serta proses pengolahan coklat untuk makanan dan minuman yang akan dipaparkan oleh Melan Metadiansyah, Manager Produksi Rumah Coklat Sabang.
Menurut Basri, yang juga seorang peneliti di BRIN, acara Duek Pakat Kakao Aceh ini akan melibatkan tindakan penting seperti penanaman bibit kakao unggul oleh Pj. Walikota Sabang dan beberapa pejabat lainnya.
Hal ini menjadi simbol gerakan rehabilitasi yang bertujuan untuk mendorong petani dalam menanam kakao. Selain itu, kegiatan ini juga akan mencakup kunjungan ke Pabrik Industri Cokinol pada hari kedua.
Pj. Walikota Sabang, Drs. Reza Pahlevi, MSi, dalam sambutannya menyatakan dukungan penuh terhadap acara DKPA yang tahun ini diadakan di Kota Sabang.
Dia juga menyoroti fakta bahwa produk olahan kakao memiliki potensi sebagai oleh-oleh dan kebun kakao bisa menjadi destinasi agrowisata menarik bagi turis mancanegara, sebagaimana di Bali.
"Saya yakin ini akan menjadi peluang besar untuk meningkatkan nilai tambah bagi petani dan pelaku ekonomi kakao," sebutnya.
Pengolahan Cokelat
Ir. Cut Huzaimah MP, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, menjelaskan di Sabang telah ada pabrik pengolahan kakao meskipun belum sebesar Cokinol dan Produksi Rumah Coklat. DPKA kali ini fokus pada isu iklim ekstrem yang memengaruhi budidaya kakao.
Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, menyatakan bahwa aktivitas pertanian sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim, terutama dalam konteks perubahan iklim ekstrem saat ini. Program "Sekolah Lapang Iklim" digunakan untuk memberikan informasi iklim kepada petani.
Ir. Teuku Iskandar MSI, Ketua FKA, menambahkan bahwa terdapat tiga isu yang dijadikan rumusan, yaitu perubahan iklim global, perlunya mitigasi untuk budidaya kakao yang berkelanjutan; lingkungan, perlunya teknologi ramah lingkungan dalam budidaya kakao; dan hilirisasi produk kakao, menghasilkan coklat olahan dengan nilai tambah.
Selain itu, hasil dari Duek Pakat meliputi konsolidasi organisasi FKA, termasuk pelantikan pengurus baru FKA Sabang dengan Ketua terpilih Muzakkir, SP, serta pemilihan pengurus baru FKA untuk menggantikan pengurus lama yang masa jabatannya telah berakhir.