Padi Gogo di Lahan PSR
TABLOIDSINARTANI.COM, Kotabaru --- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus mendorong peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit rakyat dengan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sambil mengajak petani sawit untuk berperan aktif dalam menanam padi gogo di lahan perkebunan.
Kali ini, kolaborasi dilakukan dengan KUD Gajah Mada di Desa Telagasari, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Alhamdulillah, hari ini telah dilakukan kick-off penanaman perdana program peremajaan sawit rakyat melalui jalur kemitraan dan tumpang sari padi gogo di Kalsel. Kami sangat berharap hal ini akan membangun sinergi positif antara semua pihak dalam mendukung secara konkret akselerasi program PSR,” kata Ardi Praptono, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, mewakili Direktur Jenderal Perkebunan, pada Rabu (24/4).
Ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, untuk memastikan bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan berusaha keras dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo pada Tahun Anggaran 2024.
Untuk informasi tambahan, Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggung jawab dalam menyiapkan lahan perkebunan dan Calon Petani Calon Penerima Lahan (CPCL) untuk menerima kegiatan tumpang sari padi gogo sebagai upaya peningkatan luas tanam padi.
Ardi menekankan, program PSR adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kelapa sawit dengan mengganti tanaman tidak produktif dengan benih berkualitas dan menerapkan Good Agriculture Practices (GAP).
Sejak tahun 2017, Direktorat Jenderal Perkebunan telah mengeluarkan Rekomendasi Teknis untuk lahan seluas 337.647 hektar, melayani 150.770 pekebun. Di Kalimantan Selatan sendiri, telah dikeluarkan Rekomendasi Teknis untuk lahan seluas 5.989 hektar untuk 3.089 pekebun.
"Meskipun capaian ini menggembirakan, kami terus mendorong agar konsistensi dalam pemenuhan produksi bahan baku tetap terjaga dan berkelanjutan," tambahnya.
Ardi menekankan bahwa pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak hanya tentang peningkatan produktivitas, tetapi juga tentang sinergi antara semua pihak yang terlibat.
Kementan berharap agar seluruh pemangku kepentingan kelapa sawit, termasuk Pemerintah Daerah, Perusahaan Perkebunan kelapa sawit, lembaga keuangan, asosiasi, dan petani kelapa sawit, dapat bekerja sama untuk mendukung dan menyukseskan program PSR agar berjalan secara optimal.
“Kami berharap perusahaan dan pekebun melalui kelembagaan pekebun dapat melakukan kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat, dan saling ketergantungan,” ujar Ardi lagi.
Lebih lanjut, Ardi mengungkapkan tahun 2024 ini Indonesia dihadapkan pada fenomena perubahan iklim berkepanjangan (El Nino) sejak tahun lalu dan berpengaruh kepada produksi kelapa sawit Indonesia. Fenomena alam ini berulang secara periodik dan memiliki dampak yang beragam pada industri sawit.
Hal ini diperlukan upaya khusus dan strategis agar secara konsisten dapat mempertahankan produksi kelapa sawit Indonesia dan menjaga ketahanan pangan.
“Kami menghimbau, sekaligus mengajak Bapak/Ibu untuk mengambil peran dalam mendukung ketahanan pangan kita melalui tumpang sari tanaman pangan (Kesatria) di lahan kelapa sawit dengan tanaman musiman seperti padi gogo, dan dengan program Kesatria ini diharapkan dapat tetap menjaga ketahanan pangan kita,” pungkas Ardi.