Rabu, 23 April 2025


Kenali Tanda CSSVD Kakao, Cegah Rugi Besar

29 Apr 2024, 06:24 WIB

Tanda CCSVD

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Di dunia perkebunan kakao, ancaman penyakit tak bisa dianggap remeh. Mari kita telusuri tanda-tanda Cocoa Swollen Shoot Virus Disease (CSSVD) yang berbahaya ini untuk menghindari kerugian besar di kebun kakao Anda. 

Cacao swollen shoot virus (CSSV) adalah sebuah virus patogenik tumbuhan dari keluarga Caulimoviridae yang biasanya menginfeksi pohon-pohon kakao. Virus tersebut mula-mula ditemukan di Ghana pada 1936, dan menjadi endemik di Togo, Ghana dan Nigeria. 

Menurut laporan terbaru dari World Agroforestry pada Kamis, 25 April 2024, Cocoa Swollen Shoot Virus Disease (CSSVD) merupakan ancaman serius bagi produksi kakao di Afrika Barat, terutama di Ghana, yang menjadi tempat pertama kali munculnya penyakit ini pada tahun 1936.

Berbagai jenis virus dapat menyebabkan penggundulan hutan, kematian tanaman, dan kerugian hasil yang parah. Tanaman kakao amelonado Afrika Barat rentan terhadap virus ini dan bisa mati dalam waktu 2–3 tahun setelah terinfeksi.

Penyakit ini pertama kali ditemukan di Ghana pada tahun 1936 dan kini telah menjadi endemik di Togo, Ghana, dan Nigeria. Lebih dari 200 juta pohon telah terinfeksi, mendorong Ghana untuk meluncurkan upaya pemberantasan penyakit tanaman virus yang paling ambisius dan mahal di antara negara mana pun di dunia.

Gejala utama CSSV meliputi klorosis daun (interveinal), nekrosis akar, pita vena merah pada daun muda, polong berbintik-bintik kecil, dan pembengkakan batang/akar yang diikuti mati.

CSSV juga ditemukan pada inang alternatif seperti Cola chlamydanta, Ceiba pentandra, Adansonia digitata, Cola gigantean, dan Sterculia tragacantha, yang menunjukkan gejala serupa namun lebih ringan.

Gejala ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan, di mana perubahan nutrisi atau suhu tidak memiliki pengaruh nyata, tetapi peningkatan intensitas cahaya dapat menghambat perkembangan pembengkakan akar/batang pada tanaman yang terinfeksi. Pohon kakao yang ternaungi menunjukkan penurunan pertumbuhan dan gejala yang sedikit lebih parah.

CSSV terutama ditularkan oleh kutu putih, yang memiliki hubungan mutualistik dengan semut. Semut memberikan perlindungan kepada kutu putih dengan imbalan eksudat gula. Sebanyak 14 spesies kutu putih dalam famili Pseudoccidae bertindak sebagai vektor CSSV, namun Planococcoides njalensis dan Planococcus citri adalah vektor kutu putih yang paling penting.

Meskipun belum dilaporkan adanya tunas bengkak pada tanaman kakao (Cacao Swollen Shoot Virus = CSSV) di Indonesia, namun petani perlu waspada karena penyakit ini sangat merugikan dan telah menjadi kendala utama dalam produksi kakao di berbagai daerah.

Perhatikan ini

Berikut adalah beberapa pedoman keselamatan yang harus diperhatikan ketika datang ke kebun kakao:

- Jangan membawa bahan tanaman kakao seperti polong, biji, budwood, atau daun ke pertanian atau daerah lain, karena diperlukan waktu hingga dua tahun sebelum gejala CSSVD muncul.

- Jangan membuang tanaman, serangga, atau sampel tanah dari pertanian kecuali di bawah pengawasan otoritas penelitian yang relevan, karena spesies lain juga bisa terinfeksi oleh CSSVD.

- Setelah menangani bahan kakao yang sakit, cuci tangan atau bersihkan dengan pembersih berbahan dasar alkohol.

- Kenakan sepatu boot karet yang dapat dibersihkan dengan larutan pemutih 10 persen sebelum mengunjungi pertanian lain.

- Sanitasi semua alat pemangkas dan pisau dengan larutan pemutih 10 persen sebelum mengunjungi pertanian lain.

- Minimalkan barang dan peralatan yang dibawa ke pertanian selama kunjungan untuk mengurangi risiko kontaminasi.

- Cuci pakaian dan bersihkan alas kaki secara menyeluruh setelah bepergian ke negara penghasil kakao lain.

- Jangan membawa bahan tanaman kakao ke negara-negara beriklim sedang seperti Eropa dan Amerika Utara, kecuali di bawah pengawasan Pusat Penelitian Nasional dan/atau Kakao Tim Keberlanjutan.

- Ikuti prosedur yang jelas untuk memindahkan bahan tanam kakao dari satu negara ke negara lain yang meminimalkan risiko penyebaran penyakit kakao, dan berkonsultasilah dengan Tim Keberlanjutan Kakao untuk mendapatkan saran lebih lanjut.

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018