TABLOIDSINARTANI.COM, Solo --- Ada yang menarik dalam Wokshop UKMK Just Sawit bertema Batik Malam Sawit dan Oleofood berbasis sawit yang digelar BPDPKS. Hari kedua (13/6) kegiatan yang dilaksanakan di Grand Mercure Solo Baru ini, selain talkshow tentang oleofood sawit juga diperkenalkan bermacam kuliner berbasis kelapa sawit.
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi BPDPKS, Helmi Muhansyah menyampaikan beragam kegunaan produk sawit dan turunanya dalam kehidupan kita, termasuk untuk pemanfaatan UKM kuliner
“Penggunaan minyak sawit untuk UKM Kuliner bukan hanya minyak goreng, namun dengan bahan produk turunan sawit, banyak makanan yang dapat dikreasikan dan dikembangkan, pada kegiatan workshop akan diberikan contoh pemanfaatannya.” ungkap Helmi.
Lebih lanjut Helmi mengatakan ada 4 (empat) produk kuliner berbahan oleofood sawit yang diperkenalkan yaitu es dawet krimer sawit, es kopi klepon krimer sawit, soto puyuh krimer sawit, dan donut krimer sawit.
“Selain berkesempatan untuk ikut demo pengolahan, para peserta workshop juga dapat turut merasakan hasil masakan” tambahnya.
Pemanfaatan oleofood sawit untuk UKM kuliner dapat menjadi dorongan pengembangan beragam produk berbahan sawit baik produk masakan tradisional maupun produk makanan kekinian.
Kegiatan ini juga bagian dari promosi kebaikan minyak sawit kepada kalangan pencinta dan bisnis kuliner.
Guru Besar Teknologi Industri Pertanian, IPB University, Prof Erliza Hambali menyampaikan pemaparan ragam produk oleofood sawit dan Pengolahannya untuk industri perhotelan dan UMKM.
Disampaikan Prof. Erliza contoh pemanfaatan sawit untuk Oleopangan yaitu Minyak Goreng hasil olahan CPO melalui proses refinery (degumming, bleaching, netralisasi), Minyak Sawit Merah memiliki kandungan karotenoid yang tinggi, Cocoa Butter Substitute merupakan alternatif pengganti lemak cokelat dan dibuat dari minyak inti.
Selain itu ada Krimer Sawit dibuat dari hydrogenated palm kernel oil (HPKO), refined bleached deodorized palm oil (RBDPO) digunakan sebagai alternatif pengganti santan/susu, Margarin dibuat dari RBDPO dengan penambahan emulsifier, garam, vitamin A, pengawet, pewarna dan emulsifier.
Ada juga shortening dibuat melalui formulasi lemak/minyak, pendinginan dan tempering, berwarna putih dan memiliki rasa tawar, Coating & Confectionerries Fat dari PKO melalui hidrogenasi parsial , interesterifikasi dan metode blending. Untuk pembuatan kembang gula, pelapis roti, coklat compound,wafer, isian, biskuit, karamel, produk susu.
“Dan Vegetable Ghee dibuat dari pencampuran RBDPO dengan minyak nabati lainnya menggunakan metode homogenisasi dan pendinginan memiliki tekstur semi padat dan berupa suspense. Penggunaan ghee mirip seperti butter, yakni untuk menumis maupun olesan roti” paparnya.
Pada sesi demo masakan peserta di bagi dalam 4 kelompok. Pada kelompok 1, es dawet krimer sawit mendemostrasikan cara membuat cendol dengan menggunakan krimer sawit dengan after taste unik yang dirasakan oleh para peserta.
Para peserta workshop merasa cendol krimer sawit ini lebih terasa gurih, lebih enak, tidak hambar, dan lebih tahan lama pada suhu suhu ruang, dan tidak cepat basi.
Kelompok 2, diperkenalkan cara menggoreng Donat agar tidak terlalu berminyak menggunakan campuran minyak goreng sawit dan shortening sawit dengan rasio 1:1.
Peserta turut mempraktekan cara menggoreng donat menggunakan campuran minyak goreng sawit dan shortening sawit dan terbukti bahwa donut yang dihasilkan tidak berminyak dan lebih crispy
Untuk kelompok 3, didemontrasikan produk susu kopi klepon, krimer sawit ditujukan untuk memberikan rasa creamy pada kopi dan sekaligus menurunkan biaya produksi. Rasa creamy sangat digemari oleh para pencinta kopi, terutama produk-produk kopi kekinian.
Dan kelompok ke 4,diperkenalkan soto puyuh krimer sawit. Krimer sawit digunakan sebagai pengganti santan pada proses pembuatan soto puyuh
Para peserta workshop yang terdiri dari UKM Kuliner, mahasiswa dan pelajar sangat antusias mengikuti kegiatan. Testimoni Peserta mencoba masakan soto merasakan keistimewaan soto sawit.
“Rasa sotonya enak, sama saja seperti pakai santan bahkan lebih gurih” ujar salah satu peserta yang merupakan mahasiswa STP Sahid Surakarta.