TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- GIMNI mengusulkan minyak kelapa untuk masuk dalam Program Makan Bergizi, dengan klaim bahwa kandungan nutrisinya setara dengan susu, sebagai alternatif sehat dan bergizi untuk masyarakat Indonesia.
Minyak kelapa sawit kini diusulkan untuk menjadi bagian dari program makan siang bergizi gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.
Usulan tersebut disampaikan oleh Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), dalam seminar yang bertema Menggapai Kedaulatan Pangan, Energi, dan Ekonomi Melalui Perkebunan Sawit untuk Menuju Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan oleh Rumah Sawit Indonesia (RSI).
Sahat menjelaskan bahwa minyak kelapa sawit mengandung nutrisi yang setara dengan air susu ibu dan telah diajukan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, untuk dipertimbangkan sebagai alternatif pengganti daging bersama dengan ikan laut.
Ia menambahkan bahwa produk berbasis sawit ini cocok dipadukan dengan ikan atau daging ayam sebagai pendamping susu, karena kandungan nutrisinya yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.
"Nutrisi dalam minyak kelapa sawit itu setara dengan air susu ibu dan sudah kami sampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono agar dimasukkan bersama dengan ikan laut sebagai alternatif daging," ujar Sahat.
Namun, Sahat mengungkapkan bahwa masih banyak yang belum memahami potensi nutrisi dalam minyak kelapa sawit.
Ia bercerita, dari 100 dokter yang ia tanyakan, hanya tiga yang mengetahui manfaat nutrisi sawit. "Hanya tiga orang yang paham nutrisinya," katanya.
Padahal, minyak sawit bebas dari lemak trans dan kaya akan berbagai nutrisi penting, seperti beta-karoten dan Vitamin E yang berperan sebagai antioksidan.
Sahat juga mengungkapkan bahwa beberapa pemain sepak bola dari Afrika, seperti Ghana dan Afrika Selatan, mengandalkan minyak sawit untuk meningkatkan kekuatan fisik mereka, bukan hanya mengandalkan gorengan.
"Salah satu kunci kekuatan fisik pemain-pemain sepakbola dari benua Afrika seperti Ghana dan Afrika Selatan adalah mengkonsumsi sawit. Mereka semua mengkonsumsi sawit langsung, bukan mengkonsumsi gorengan," tambah Sahat.
Tak heran jika para pemain sepak bola dari Afrika, seperti Ghana dan Afrika Selatan, memiliki pertumbuhan fisik yang sangat baik, dengan kekuatan tubuh dan massa otot yang optimal.
Dengan kandungan nutrisi yang luar biasa, sawit seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah stunting yang masih mengkhawatirkan di Indonesia.
"Kalau kita serius, stunting bisa diatasi dengan nutrisi yang ada di dalam sawit," ujar Sahat Sinaga.
Dia mengusulkan bahwa konsep empat sehat lima sempurna, yang pertama kali diperkenalkan oleh ahli gizi dari Swiss ke Indonesia, perlu diperbarui.
Menurutnya, sawit seharusnya bisa menjadi pendamping susu, sementara ikan dan ayam bisa berfungsi sebagai pengganti daging.
"Sawit bisa jadi pendamping susu, ikan dan ayam jadi pengganti daging," jelas Sahat.
Oleh karena itu, Sahat berharap agar para pengusaha kelapa sawit dapat segera mengambil langkah untuk menjadikan komoditas ini sebagai sumber utama dalam program makan siang bergizi gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.