TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Kelapa sawit Indonesia jadi komoditas yang membuat dunia gemetar. Presiden Prabowo menyebut, negara-negara besar, termasuk Eropa, bergantung penuh pada pasokan sawit RI.

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa banyak negara menaruh harapan besar pada Indonesia.

Dalam lawatan ke sejumlah negara pasca pelantikannya sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024, Prabowo mengatakan dirinya merasa terkejut dengan tingginya ekspektasi dunia terhadap Indonesia.  

"Saat saya keliling ke luar negeri, banyak negara berharap pada Indonesia. Sampai saya sendiri ngeri, terlalu tinggi harapannya, seolah-olah kita bisa menyelesaikan segalanya," kata Prabowo dalam acara Musrenbang RPJMN 2025-2029 di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (30/12/2024).  

Lantas, apa sebenarnya yang diharapkan dunia dari Indonesia?  

Prabowo mengungkapkan bahwa salah satu komoditas strategis yang menjadi perhatian negara-negara lain adalah kelapa sawit.

"Mereka sangat membutuhkan kelapa sawit kita. Ternyata kelapa sawit jadi bahan strategis yang ditakuti banyak negara kalau mereka kekurangan pasokan," ujarnya.  

Melihat hal ini, Prabowo meminta para pemimpin daerah untuk menjaga kelestarian kebun kelapa sawit.

"Para bupati, gubernur, tentara, polisi, tolong jaga kebun kelapa sawit kita. Itu aset negara. Kita harus tambah tanam kelapa sawit. Jangan takut dengan tudingan deforestasi, karena kelapa sawit itu pohon, dia juga menyerap karbon dioksida," jelasnya.  

Prabowo juga menyinggung ketergantungan dunia, termasuk negara-negara Eropa, pada kelapa sawit Indonesia.

"Mereka yang ingin membatasi kelapa sawit sekarang malah bingung sendiri. Semua industri mereka, mulai dari cokelat, deterjen, hingga kosmetik, bergantung pada kelapa sawit kita. Saya bilang saja, kalau tak mau beli, ya terima kasih. Nanti mereka panik sendiri," pungkasnya.  

Komoditas strategis seperti kelapa sawit menempatkan Indonesia sebagai pemain penting di panggung global. Prabowo pun menegaskan komitmennya untuk menjaga posisi strategis ini demi kepentingan bangsa.