Jumat, 13 Juni 2025


Lahan Sawit PSR di Muaro Jambi Jadi Sentra Padi Gogo, Panen Perdana Hasilkan 2,5 Ton per Hektare

03 Jun 2025, 12:07 WIBEditor : Gesha

Lahan sawit PSR di Muaro Jambi bertransformasi jadi sentra padi gogo dengan panen perdana 2,5 ton per hektare, dukung ketahanan pangan dan produktivitas petani meningkat signifikan!

TABLOIDSINARTANI.COM, Muaro Jambi -- Lahan sawit PSR di Muaro Jambi bertransformasi jadi sentra padi gogo dengan panen perdana 2,5 ton per hektare, dukung ketahanan pangan dan produktivitas petani meningkat signifikan!

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan sukses menggelar panen perdana padi gogo hasil program intercropping atau tumpang sari di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) milik petani KUD Dwi Jaya, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (27/5/2025).

Panen ini menandai keberhasilan pemanfaatan lahan sawit yang sedang diremajakan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Panen perdana ini dilakukan di lahan seluas 16 hektare dari total 140,62 hektare lahan PSR yang ditanami padi gogo sejak 5 Februari 2025.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyebutkan bahwa lahan tersebut diperkirakan mampu menghasilkan hingga 2,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.

“Panen hari ini membuktikan bahwa program PSR tidak hanya fokus pada pengembangan sawit, tetapi juga memberikan manfaat langsung melalui tumpang sari padi gogo yang sangat produktif,” kata Heru saat acara panen.

Program penanaman padi gogo di lahan PSR ini merupakan strategi penting yang diterapkan Kementan untuk menjaga produktivitas petani selama masa replanting sawit.

Dengan memanfaatkan lahan secara optimal, petani tetap dapat memperoleh hasil pangan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Perangin Angin, menyambut baik kolaborasi tersebut.

PTPN IV PalmCo mendukung penuh program intercropping ini sebagai solusi produktif bagi petani sawit yang tengah menjalani peremajaan.

“Intercropping ini adalah solusi yang sangat baik bagi petani sawit untuk tetap produktif sekaligus mendukung program pemerintah dalam peningkatan produksi pangan dalam negeri,” ujar Irwan.

Tak hanya di tingkat kabupaten, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi menargetkan penanaman padi gogo seluas 38.171 hektare pada tahun 2025.

Dari total target tersebut, data calon petani calon lahan (CPCL) yang telah diajukan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Perkebunan sudah mencapai 8.601 hektare atau 22,53 persen, sementara bantuan benih telah tersedia untuk 1.518 hektare lahan.

“Di Kabupaten Muaro Jambi sendiri, target tanam padi gogo mencapai 5.044 hektare,” terang Hendrizal.

Secara nasional, Heru Tri Widarto menyampaikan bahwa Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan PSR mencapai 16.704 hektare pada tahun ini.

Ini menjadi bagian dari strategi pemanfaatan lahan secara optimal untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah inovatif ini.

Menurutnya, dengan potensi dan strategi yang telah dijalankan, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjaga stabilitas pasokan pangan dalam negeri sekaligus meningkatkan daya saing pangan nasional di tingkat regional dan global.

“Ketahanan pangan yang kuat adalah fondasi utama bagi stabilitas sosial, ekonomi, dan politik bangsa ke depan. Swasembada pangan, khususnya beras, harus kita wujudkan bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tetapi harus bersinergi dengan seluruh elemen bangsa. Kalau semua bergerak, Indonesia pasti bisa mandiri pangan,” tegas Mentan Amran.

Keberhasilan panen padi gogo di lahan sawit PSR ini menjadi contoh konkret pemanfaatan lahan yang tidak hanya menambah nilai ekonomi bagi petani sawit selama masa replanting, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional.

Program intercropping ini menunjukkan bahwa lahan sawit yang tengah diremajakan dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa mengorbankan produksi pangan.

Dengan hasil panen perdana sebesar 2,5 ton per hektare, langkah ini membuka peluang besar untuk pengembangan padi gogo di wilayah-wilayah lain yang juga memiliki program PSR.

Sinergi antara Kementerian Pertanian, BUMN seperti PTPN IV PalmCo, dan para petani lokal menjadi kunci keberhasilan program ini.

Secara keseluruhan, langkah strategis ini tidak hanya mengamankan produksi pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitar wilayah PSR.

Panen perdana ini diharapkan menjadi motivasi bagi daerah lain untuk mengadopsi sistem intercropping serupa demi mewujudkan Indonesia yang mandiri pangan dan sejahtera.

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018