TABLOIDSINARTANI.COM, BATANGHARI --- Sebanyak 52 petani kelapa sawit dari Kabupaten Batanghari, Jambi, mengikuti Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Angkatan I dan II yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), bekerja sama dengan Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi 16–20 Juni 2025.

Kegiatan ini menjadi angin segar bagi para pekebun sawit di daerah yang selama ini menjadi salah satu sentra penghasil kelapa sawit di Sumatera.

Pelatihan ini menjadi kegiatan perdana kerjasama BPDP dan Bapeltan Jambi di tahun 2025 dalam rangka melanjutkan program strategis pengembangan kompetensi petani sawit. Tak hanya mendukung dari sisi pendanaan, BPDP juga berfokus pada peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan teknis dan manajerial langsung di lapangan.

“Tujuan utama pelatihan ini adalah membekali petani dengan pengetahuan, keterampilan, serta profesionalisme agar mereka lebih mandiri dan berdaya saing. Kami ingin hasil kebun sawit Indonesia terus meningkat, baik dari segi kualitas maupun produktivitas,” ungkap Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Dr. Inneke Kusumawaty, S.TP, M.P., saat menyampaikan materi Regulasi dan Kebijakan Perkebunan Kelapa Sawit.

Bapeltan Jambi memegang peran penting dalam menyusun kurikulum, menghadirkan widyaiswara, dan memfasilitasi kegiatan praktik di lapangan.

Kepala Bapeltan Jambi, Sugeng Mulyono, menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, pelatihan merupakan langkah konkret dalam menjawab tantangan penguatan SDM perkebunan di daerah.

“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan BPDP kepada kami. Harapan kami, para peserta dapat menyerap ilmu dengan sungguh-sungguh dan menerapkannya langsung di kebun masing-masing,” ujarnya.

Pembukaan kegiatan turut dihadiri pejabat daerah, termasuk dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari, serta unsur struktural dan fungsional dari Bapeltan Jambi.

Kelapa sawit sebagai komoditas strategis nasional memiliki peran besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah sentra produksi.

Melalui pelatihan ini, BPDP ingin memastikan para petani tidak hanya menguasai teknik budidaya, panen, dan pascapanen, tetapi juga siap menghadapi perkembangan teknologi dan tantangan industri ke depan.