Rabu, 21 Mei 2025


Riuh Pupuk, Organik Saja

30 Okt 2021, 17:21 WIBEditor : Yulianto

Kebutuhan pupuk subsidi masih dibutuhkan oleh petani untuk keberlanjutan usaha taninya

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Pertanian memang tidak lepas dari pupuk, dan masalah pupuk di negeri ini selalu ada dalam tensi tinggi.  Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) sejak dikenal petani meroket, bahkan meningkat terus melebihi kebutuhan tanaman.  Kata pakar Ilmu Tanah, ini bukan berita baik, karena tanah semakin keras dan sulit terurai sehingga tanaman semakin sulit menyerap hara tanah dan penyebaran perakaran dan aerasi (pernafasan) akar terganggu.

Tanah pertanian di Jawa, sebagian besar sudah mengalami kekurangan bahan organik yang serius, kandungannya hanya sekitar 2 persen. Padahal, menurut pakar ilmu tanah Surono, untuk meningkatkan 1 persen bahan organik dalam satu hektar tanah, diperlukan tidak kurang dari 10 ton pupuk organik dalam beberapa kali pemupukan.

Dunia pertanian berubah. Di tengah teknologi industri 4.0 di negara-negara maju, bau rumput dan makanan ternak yang difermentasi, bau kompos dan kotoran hewan yang menggunung untuk pupuk, bau sisa tanaman yang mengering yang akan diolah untuk makanan ternak dan sisa bahan organik lainnya merebak di ladang mereka yang luas. Bau natural dan alami. Dunia moderen kembali menerapkan teknologi pertanian organik memenuhi tuntutan masyarakat akan bahan makanan yang tidak terkontaminasi bahan kimia.

Kita boleh mengenang pertanian kita masa lalu ketika masih menggunakan pupuk organik asal tanaman atau pupuk kandang. Sebelum tandur, bau tanaman orok-orok yang membusuk terkubur lumpur tercium alami dan natural. Kita tidak akan mengulang kembali menanam orok-orok seperti masa lalu, tetapi menggunakan pupuk organik dengan cara yang lebih moderen.

Pupuk organik tidak berdampak segera tetapi berfungsi lama, mengandung nutrisi seimbang, bervariasi, ramah lingkungan, aman dari kontaminasi unsur yang berbahaya, memperbaiki kondisi tanah, mudah terdegradasi, dan juga lebih murah. 

Pupuk kandang misalnya. Pupuk kandang kandungan nutrisinya lebih rendah dari pupuk kimia sehingga kebutuhan per hektarnya tinggi, bisa mencapai 4-5 ton per hektar. Kandungan N, P dan K pupuk organik bervariasi tergantung jenis ternak dan cara penyimpanan, tapi pada umumnya antara 6-10 kg/ton, kecuali ayam yang mengandung N sampai 15 kg/ton, kambing dan domba yang mengandung P sampai 15 kg/ton dan babi dengan kandungan Ca di atas 17 kg/ton.  

Jika rekomendasi pemupukan padi per hektar adalah Urea 150 kg/ha, SP36  75 kg/ha dan KCl  30 kg/ha, dengan menggunakan pupuk kandang sapi 4 ton per hektar, penggunaan Urea bisa dikurangi sekitar 30 persen, SP36 berkurang 50 persen, dan KCl berkurang 30 persen.

Kini dunia pertanian sedang merasakan demam pupuk organik. Sebuah sumber berita memperkirakan pasar global pupuk organik akan tumbuh sebesar 12 persen pada periode 2019-2024. Iklan pupuk organik dari berbagai negara di dunia maya mulai ramai.  

Berkaca pada pengalaman masa lalu, sebenarnya petani secara individual atau dalam grup dapat memproduksi pupuk organik di lokalita setempat. Karakteristik agroklimat dan tanaman sangat terkait dan bersinergi dengan penanganan lingkungan setempat. Dukungan pemerintah juga tidak besar, petani hanya memerlukan bantuan peralatan sederhana dan bimbingan penyuluh.  

Reporter : Memed Gunawan
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018