Senin, 29 Mei 2023


Idul Fitri: Siap!

19 Apr 2023, 13:27 WIBEditor : Gesha

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan) bersama Dirjen PKH, Nasrullah meninjau ketersediaan sapi bakalan untuk ketersediaan daging sapi jelang Idul Fitri | Sumber Foto:Ditjen PKH

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta - Aktivitas ekonomi menjelang Idul Fitri (tanpa melupakan hari istimewa lainnya) memang luar biasa. 

Pangan, transportasi, keuangan dan tentu sektor lainnya menggeliat. Konsumsi pangan meningkat luar biasa (walaupun secara tradisi jenis makanan pada hari raya tersebut tidak berbeda jauh dari tahun ke tahun). 

Kebutuhan inilah yang harus dipenuhi oleh pasar, dan untuk menjaga agar pasokan dan harga tidak menjadi liar, maka upaya yang dilakukan pemerintah juga selalu luar biasa.

Beberapa komoditas pangan yang selalu menjadi perhatian antara lain adalah beras.

Komoditas yang harganya relatif stabil ini bisa merangkak naik menjelang Idul Fitri, sedangkan daging, minyak goreng, bawang putih/merah, dan cabe merah yang harganya terbiasa berflutuasi juga bisa meroket kalau pasokannya tidak dijaga.

Bagaimana upaya yang dilakukan dan antisipasi institusi yang menanganinya?

Menteri Pertanian yang terus menerus melakukan pemantauan meyakini produksi beras nasional aman, dan panen yang akan berlangsung pada bulan Januari sampai Maret 2023 di semua wilayah Indonesia akan berhasil baik.

Berdasarkan prognosa atau perkiraan BPS, luas panen padi pada bulan Februari 2023 mencapai 1,4 juta hektar dan puncak panen akan berlangsung pada bulan Maret-April.

Berarti, jika produktivitas 6 ton perhektar, maka akan ada surplus lebih kurang 4 juta ton.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi juga cukup optimis dan mengatakan stok bahan pangan pada Ramadan dan Idul Fitri 2023 terjaga, tanpa mengingkari ada beberapa komoditas pangan lainnya yang pemenuhannya masih berasal dari luar (impor) seperti daging, kedelai, dan bawang putih.

Apresiasi juga datang dari seorang Guru Besar Institut Pertanian Bogor, yang getol memantau kondisi pangan nasional, Prof Edi Santosa,  panen raya yang berlangsung di sejumlah sentra produksi beras nasional tahun ini cukup memuaskan sehingga ketersediaan gabah dan pasokan beras diperkirakan tidak mengalami masalah.

Tinggal upaya berikutnya untuk menjamin agar harganya memberikan insentif bagi petani.

Harga sekarang lagi bagus, Badan Pangan Nasional sudah menetapkan harga gabah kering panen Rp 5.000/kg, meningkat dari harga sebelumnya Rp 4.200/kg.

Pada akhir Maret 2023 cadangan beras pemerintah (CBP) yang berada di Bulog mencapai 220.000 ton, dan termasuk dari Perkumpulan Penggilingan Padi (Perpadi) yang akan memasukkan ke Bulog sebesar 60.000 ton, jumlahnya hampir sekitar 300.000 ton.

Semua ini menunjukkan bahwa persoalan pangan masih belum dan barangkali tidak akan selesai, mengingat pertumbuhan penduduk dan berkurangnya lahan produktif yang terus berlangsung.

Kita masih harus menghadapi permasalahan yang sama dari tahun ke tahun.

Produksi dan kondisi pasar bahan pangan memaksa kita terus bekerja keras untuk menjamin agar kebutuhan terpenuhi dan harga tidak berfluktuatif mencapai tahap yang mencemaskan.

Persoalan pangan tidak hanya dipecahkan melalui produksi tetapi jaga masalah harga, stok dan distribusi. 

Reporter : Memed Gunawan
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018