Rabu, 23 April 2025


Closed Loop

27 Jun 2023, 06:32 WIBEditor : Gesha

Kolaborasi bersama untuk closed loop hortikultura

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Ada paradoks tentang informasi pasar menurut petani dan pelaku agroindustri/distribusi di sektor hilir.

Petani merasa kesulitan memasarkan hasil pertaniannya sementara pelaku agroindustri merasa kesulitan memperoleh bahan baku. Inilah senjang informasi antara kedua pihak yang melakukan transaksi.

Sistem pasar yang efisien belum sepenuhnya terbangun dalam industri pertanian kita. Terjadi senjang lebar harga di tingkat petani dan di tingkat konsumen akhir.

Usahatani kita umumnya berskala kecil, terserak dan bergerak sendiri-sendiri sehingga petani secara individual tidak mempunyai posisi tawar yang tinggi.

Contohnya cukup banyak, bagaimana produksi dan kualitas produk pertanian mengalami kendala dan usaha pengolahan kurang berkembang.

Tidak bisa dipungkiri, pengolahan buah, sayuran dan komoditas lain banyak yang tumbang mati di tengah jalan. 

Closed Loop dipercaya merupakan solusi. Dalam era moderen Closed Loop merupakan model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir yang dikembangkan dalam ekosistem yang berbasis digital, teknik budi daya Good Agricultural Practices, sistem logistik yang baik, serta jaminan pasar dan harga yang bersaing oleh off taker.

Program kemitraan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pendampingan proses budi daya dan kepastian akses pasar.

Dengan bergabungnya petani dalam kemitraan ini, sudah ada kepastian harga dengan off taker, sehingga petani bisa fokus kepada budidaya.

Sementara pelaku usaha di sektor hilir seperti pengolahan dan pemasaran/distribusi memperoleh pasokan bahan baku secara kontinu sesuai yang dibutuhkan sehingga operasinya bisa berkelanjutan. 

Berbagai upaya dilakukan. Contract farming, kerjasama bisnis antara petani dengan pelaku usaha agroindustri dibangun melalui berbagai proyek yang difasilitasi pemerintah maupun diinisiasi swasta.

Itulah antara lain model Closed Loop dalam skala paling sederhana dalam upaya membangun sinergi usaha di hulu dan hilir agar produksi dan kualitas produk pertanian maupun produk olahan meningkat.

Dalam skala eksperimen dan skala kecil, Agro Solution yang digagas oleh Pupuk Indonesia dan kemudian diperluas menjadi Program Makmur telah menunjukkan keberhasilan, walaupun masih melalui intervensi berbagai entitas bisnis di lingkup BUMN (Badan Usaha Millik Negara).

Idealnya, keseluruhan sistem agribisnis ini berperan mandiri. Semua pelaku usaha di bidang sarana produksi, permodalan dan perbankan, teknologi, asuransi, dan distribusi/pengolahan berperan bersinergi dalam konsep bisnis.

Ketika semuanya berperan secara mandiri dan semuanya saling membutuhkan, saling membesarkan dan salling menguntungan maka terbangunlah konsep Closed Loop yang secara bertahap disempurnakan dengan didukung perangkat dan sistem yang lebih efisien.

Mengapa di lapangan dalam skala besar model ini belum berkembang berkelanjutan? Banyak usaha agribisnis, seperti pengolahan ikan, rumput laut, jamur, buah dan sayuran yang megap-megap dan berhenti di tengah jalan? 

Closed Loop memerlukan komitment jangka panjang, kejujuran dan jauh dari sikap free rider. Tidak mengambil keuntungan sepihak dan ingkar dari kesepakatan. Inilah yang masih saja menghantui agrbisnis kita. Maka perlu ada perangkat hukum yang melindunginya.

Reporter : Memed Gunawan
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018