Selasa, 17 September 2024


PRG Amankah? Sementara Pencemaran Makanan Nyata Mengancam Kita!

22 Okt 2023, 13:14 WIBEditor : Herman

Buah rekayasa genetika | Sumber Foto:Istimewa

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Pembahasan tentang Genetically Modified Organism (GMO) atau PRG (Produk Rekayasa Genetik) mencakup berbagai aspek antara lain dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan.

Kehati-hatian dalam adopsi PRG membuat pengembangannya di Indonesia terkendala sementara di negara lain sudah meluas. Padahal pada saat yang sama  impor bahan makanan PRG terus berlangsung. Konsumsi bahan makanan PRG seperti kedelai, gandum, jagung, dan banyak komoditas pangan lain dan olahannya sudah berlangsung dengan tren meningkat.

Pada sisi lain, kontaminasi bahan berbahaya pada makanan sudah berlangsung cukup lama. Sengaja atau tidak sengaja, atau karena ketidaktahuan masyarakat, hal ini terus terjadi mengancam kualitas SDM (Sumberdaya Manusia) kita pada masa depan.

Produk pangan, sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi segar atau melalui prosesing banyak yang terkontaminasi bahan berbahaya. Praktik penggunaan bahan kimia berbahaya untuk makanan atau terkontaminasi akibat polusi, menyebabkan makanan mengandung unsur Boraks, Arsen (As), Cadmium (Cd), Merkuri (Hg), Timah (Sn), Timbal (Pb) di atas ambang aman bagi kesehatan.

Formalin untuk mengawetkan makanan masih terjadi. Pengawasannya tidak mudah dan sangsinya juga tidak memberikan efek jera. Sebenarnya kita dalam ancaman bahaya yang dampaknya akan terlihat pada jangka panjang apabila tidak diterapkan aturannya secara ketat. Peraturannya sudah ada dan jelas, tetapi pelaksanaan dan pengawasannya tidak mudah dilakukan.

Kontaminasi biologis biasanya oleh jamur dan bakteri, seperti Salmonella, Escherichia coli, Shigella, Citrobacter, Enterobacter, dan Klebsiella. Bisa juga terkontaminasi fisik karena tercampur dengan kotoran yang berdampak buruk pada tubuh.

Hadirnya PRG telah melahirkan kontroversi penggunaan produk ini yang sampai sekarang masih terus berlangsung. Berbagai kajian belum mengerucut pada kesimpulan yang disepakati semua pihak. Sebagian menganggap PRG aman, sebagian lain menganggap berbahaya tanpa ada bukti yang jelas.

Sementara itu kebutuhan pangan terus meningkat akibat peningkatan populasi penduduk dunia. Perkembangan bioteknologi modern dipandang sebagai solusi yang menjanjikan. PRG, organisme hidup yang mempunyai susunan genetik baru dari hasil penerapan bioteknologi modern tersebut mempunyai produktivitas tinggi, lebih tahan terhadap hama, dan tahan kekeringan adalah antisipasi terhadap perubahan iklim yang semakin menjadi kenyataan.

Saat ini pengembangan PRG di Indonesia sudah mendapatkan lampu hijau. Bioteknologi sebenarnya telah dikenal sejak ribuan tahun lalu dalam bentuk, antara lain produk fermentasi. Bioteknologi moderen memungkinkan transfer sifat genetik organisme yang tidak mungkin terjadi secara alamiah.

Pengembangan pangan produk rekayasa genetika atau pangan transgenik tetap dipagari oleh aturan. Pedoman Pengkajian keamanan pangan PRG menjadi acuan dalam pengkajian keamanan pangan PRG, selain sebagai bukti bahwa telah diterapkan pendekatan kehati-hatian.

Jadi kita dihadapkan pada dua pilihan yang tak bisa ditolak. Fokus pada penanganan dan pengawasan yang ketat pada pencemaran bahan pangan yang sudah jelas berdampak buruk bagi SDM. Dan, dengan kehati-hatian maksimal memberikan ruang bagi pengembangan PRG.

Reporter : Memed Gunawan
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018