Kamis, 20 Maret 2025


Saprodi dan SDM Petani

13 Peb 2025, 16:54 WIBEditor : Herman

Saprodi

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Saprodi (akronim dari Sarana Produksi Pertanian) adalah salah satu yang memerlukan perhatian serius dalam usaha pertanian. Keberhasilan program swasembada pangan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi skala besar memerlukan dukungan sarana produksi yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Bukan sesaat. Ketersediaan pupuk, benih unggul, pengendali hama dan sarana lainnya menjadi penentu keberhasilan

Secara umum, bahkan di Jawa, petani masih mengalami kekurangan pupuk di pasar. Seperti diketahui pasokan pupuk bersubsidi selalu tidak mencukupi kebutuhan petani. Pasokan pupuk dari PT Pupuk Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar separuhnya dari kebutuhan pupuk yang diajukan oleh petani/Kelompok Tani. Kondisi ini tentu saja menjadi tantangan bagi daerah pertanian baru berskala luas. 

Khusus di daerah pertanian bukaan baru, khususnya di Merauke, penyediaan alsintan memang mendapat perhatian yang luar biasa. Bukan hanya traktor kecil tetapi dan combine harvester, tetapi alat besar telah beroperasi membuka lahan persawahan dan jaringan irigasi. Semua itu memerlukan dukungan bahan bakar, suku cadang dan perbengkelan yang handal. Brigade Pangan yang punya pengalaman, berpendidikan, dan milenial memerlukan dukungan saprodi dan fasilitas lain tersebut agar kegiatan usahatani dapat dilakukan berkelanjutan.

Kita punya banyak perusahaan benih yang baik. Tetapi persentase petani padi yang menggunakan benih unggul ternyata masih rendah. Kebanyakan petani menggunakan benih hasil produksinya sendiri. Walaupun yang ditanam berasal dari benih unggul tetapi hasilnya adalah produk untuk konsumsi yang tidak mempunyai sifat-sifat keunggulan dan prosesing khusus untuk digunakan sebagai benih.

Kajian kesesuaian tanaman dan benih juga harus terus dilakukan karena tanaman dan benih yang cocok di suatu daereh belum tentu cocok di daerah lain, dan yang cocok hari ini belum tentu cocok pada masa depan. Kondisi lingkungan berubah, dan kualitas benih mengikuti perubahan lingkungan agroekosistem.

Dukungan lain yang diperlukan adalah peralatan pasca panen dan distribusi yang memadai. Gudang dan pengering tidak mungkin dipisahkan dari kebutuhan sarana pokok untuk pengembangan komoditas di daerah baru. Kerusakan hasil panen masih cukup besar di daerah yang mempunyai aksesibilitas baik seperti di Jawa dan Sumatera.

Di atas semua itu SDM petani dan SDM penyuluh adalah yang akan sangat menentukan. Para petani muda yang berpendidikan mumpuni tentang pertanian tapi belum lama terjun ke pertanian memerlukan pendampingan dari penyuluh yang berpengalaman. Pertanian bukan hanya usaha tetapi kultur, bagaimana  memelihara mahluk hidup yang memerlukan lingkungan tertentu, pengetahuan, pengalaman dan keterlibatan emosi.

Pendidikan tidak serta merta membuat seseorang menjadi petani yang berhasil. Karakteristik tanaman dan hewan yang dikelolanya serta kondisi alam yang mempengaruhinya memerlukan pembelajaran yang intens dan perlu waktu.

Kini dadu sudah dilempar, program sudah berjalan, penyempurnaan terus dilakukan. Semoga niat baik dan upaya keras didukung pula oleh kebijakan dan fasilitas yang sesuai sehingga swasembada pangan bisa diwujudkan. Aamiin.

 

 

 

 

Reporter : Memed Gunawan
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018