Rabu, 11 Desember 2024


Teknologi Sumur Renteng untuk Antisipasi Kekeringan Tanaman Sayuran

10 Nov 2014, 10:00 WIBEditor : Kontributor

Salah satu upaya mengantisipasi tanaman sayuran dari cekaman kekeringan di  kawasan pesisir pantai selatan D.I. Yogyakarta dengan mengembangkan teknologi sumur renteng patut ditiru.

Adalah Kelompok Tani Manunggal di Dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul dan Kelompok Tani Gisik Pranaji, Bugel, Panjatan Kulonprogo yang telah mengembangkan dan menerapkan sistem pengairan sumur renteng.

Awal mula sumur renteng ini dari kerjasama Pemkab Kulonprogo dan Pemerintah Taiwan yang berusaha menanami lahan pantai dengan semangka. Dari sanalah kemudian muncul gagasan membuat sumur renteng agar tanaman dapat memperoleh air secara cepat dan merata. Sistem irigasi sumur renteng merupakan rekayasa penerapan efisiensi tenaga dan penggunaan air, sesuai kondisi tanaman dan lokasi.

Agar berkelanjutan dan mudah operasionalnya, maka penempatan lokasi sumur renteng, harus mempertimbangkan: (1) kelompok tani yang eksis; (2) kecukupan air sungai atau air tanah untuk disedot ke bak penampung yang selanjutnya didistribusikan ke sumur renteng dan (3) ketersediaan diesel. Faktor tersebut penting menjadi bahan pertimbangan karena memerlukan modal yang lebih mahal, seperti motor pompa, bangunan dan instalasi irigasinya.

Keuntungan pengairan menggunakan  irigasi sumur renteng antara lain: (1) jangka usia irigasi sumur renteng cukup lama (lebih 30 tahun) artinya modal hanya pada tahun pertama, (2) dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman baik pada musim hujan maupun musim kemarau, (3) tidak memerlukan tempat yang luas dan (4) irigasi sumur renteng ini sangat dangkal sehingga mudah diambil airnya (tidak menimba terlalu dalam).

Bahan dan alat yang digunakan untuk pembuatan sumur renteng:

  • 5–10 buah bis beton, yang mempunyai diameter 80–100 cm.
  • 13 batang paralon yang memiliki diameter 2 inci, panjang paralon 6 m.
  • 3 buah keni paralon sambungan T.
  • 4 sak semen.
  • 1 col pasir.
  • 1 pasang alat gembor.
  • 1 tube lem paralon.

    Cara membuat sumur renteng:
  • Bis  diletakkan dan dibenam di lahan usahatani. Sumur yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan pipa paralon.
  • Bagian bawah bis dibuat kedap dengan campuran cor dan dinding bis di aci dengan semen. Hal ini agar kedap secara vertikal maupun horisontal.
  • Jarak antara bak sumur ± 8 m dihubungkan dengan pipa paralon. Paralon sebaiknya ditanam dalam tanah agar lebih awet dan masuk pada bak bis bagian atas. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pada masing-masing bak. Jika pintu pipa masuk bagian bawah maka isi masing-masing bak bis harus bersamaan.
  • Sumur renteng pada lahan usaha sayuran seluah 1.000 m2 diperlukan 5–10 buah.

    Cara kerja irigasi sumur renteng:
  1. Bis sumur renteng diisi langsung dari diesel, air berasal dari air yang mengalir di sungai menuju laut yang dibendung, dijadikan embung. Kedalaman genangan air sungai sekitar 50–100 cm untuk disedot.
  2. Penyediaan sumur tanah di lahan pasir sangat mudah, yaitu dengan masukkan/menancapkan pipa paralon berdiameter 5–7 inci ke dalam tanah pasir sampai ketemu air tanah. Pipa kosong tersebut memungkinkan terisi air tanah, pada bagian atas diperkecil sesuai dengan pipa pada motor pompa untuk melakukan penyedotan.
  3. Air dari motor pompa langsung mengisi bak bis sumur renteng.
  4. Air tandon di bak sumur renteng ditimba/disedot untuk menyiram tanaman.

Kelembagaan Organisasi

Kelompok tani yang eksis di lahan berpasir dalam pengelolaannya memiliki kepengurusan, nomor registrasi dan pertemuan rutin dengan anggotanya. Sistem organisasi mempunyai peran masing-masing untuk mengelola lahan secara musyawarah dan mufakat. Pertemuan rutin merupakan wadah komunikasi baik pembinaan dari petugas pertanian maupun forum diskusi dan mengatasi masalah yang ada.

Dalam pengelolaan sumur renteng persoalan yang harus disepakati adanya kontribusi masing-masing petani berupa iuran: besarnya iuran disesuaikan dengan komoditas yang diusahakan. Uang iuran digunakan untuk operasional, baik itu diesel maupun perbaikan diesel dan bak penampung serta sumber air cadangan.

Sistem kelembagaan kelompok tani yang eksis dan mempunyai kegiatan usahatani yang mantap, merupakan modal utama kepercayaan penyandang dana, seperti Telkom ataupun bank perkreditan lainnya. Kelompok tani dapat mengajukan pinjaman modal untuk memenuhi kebutuhan usahataninya.

Kelebihan Sumur Renteng

  • Kehilangan air baik melalui porositas tanah maupun evaporosi dapat diperkecil, karena air langsung digunakan untuk menyiram tanaman (kran dibuka dan jika air selesai digunakan kran ditutup. Sumur renteng itu berfungsi untuk penampungan air sementara.
  • Menghemat tenaga kerja karena air letaknya dekat dengan lokasi usaha tani.
  • Menghemat tenaga listrik bila air di lokasi usaha tani ditampung dalam tower ke sumur renteng dengan gaya grafitasi.
  • Selain itu air sumur renteng juga dapat dimanfaatkan untuk peternakan.

Kekurangan Sumur Renteng

  • Biaya material pembuatan sumur renteng cukup besar pada awal usaha tani jika dibandingkan dengan sumur tanah.
  • Air dari sungai (embung) ke tower disedot dengan tenaga diesel maka biaya penyedotan tergantung harga BBM.
  • Ketersediaan air tergantung pada ketersediaan air intake (tempat pengambilan air oleh diesel atau embung).

Contoh inovasi teknologi irigasi sumur renteng untuk antisipasi tanaman sayuran dari cekaman kekeringan akibat dampak perubahan iklim di lahan berpasir Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan gambaran yang sangat positif terhadap dampak perubahan iklim. Dari segi pengembangan diharapkan dapat memotivasi dalam:

  • Membangun sistem inovasi dan replikasi (adopsi) teknologi yang tepat dan efisien untuk meningkatkan produktivitas dan mutu yang lebih baik.
  • Membangun kepastian kebutuhan lahan bagi terciptanya swasembada.
  • Menciptakan partisipasi aktif petani dalam menangani dampak perubahan iklim.
  • Kontribusi hasil pertanian terutama hortikultura lahan pasir bagi Kulonprogo cukup besar. Contohnya untuk cabai, ada sekitar 900 hektar dengan produktivitas setiap hektarnya 12-15 ton per tahun. Juga ada komoditas lain seperti semangka dan melon yang hampir sama kontribusinya.
  • Berbagai program kegiatan dari pemerintah ditempuh untuk mendukung upaya tersebut. Program-program itu berupa fasilitasi infrastruktur, bantuan bibit, serta pendampingan teknis dan manajemen untuk penguatan dan pemberdayaan kelompok-kelompok tani. Dalmadi

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018