Tugas penyuluh memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bukan sekadar menyampaikan informasi teknologi terbaru yang dirilis pemerintah, tapi juga menggali potensi wilayah kerja.
Potensi sumberdaya alam menjadi modal utama bagi penyuluh membangun wilayah tersebut. Artinya, seorang penyuluh ditantang kemampuannya mengubah potensi sumberdaya alam yang ada menjadi bermanfaat bagi pembangunan pertanian di wilayah kerjanya.
Bermanfaat bisa berarti meningkat produktivitas, pendapatan dan nilai tambah. Secara umum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergerak dan terkait dengan sektor pertanian.
Karena itu penyuluh harus mengasah kemampuan agar bisa melihat dan menggali potensi agroekosistem wilayah. Untuk mencapai hasil yang baik, seorang penyuluh perlu mempersiapkan suatu "instrumen" pengolah potensi wilayah agroekosistem. Dengan demikian, fenomena agroekosistem menjadi mudah dipahami untuk penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan usahatani tertentu. Dalam proses komunikasi dengan masyarakat, penyuluh pertanian akan menyampaikan segala sesuatu yang menyangkut ilmu (teori) dan teknologi (praktis) pertanian. Semuanya itu disebut materi penyuluhan. Dapat dikatakan materi penyuluhan pertanian adalah segala isi yang terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian .
Jadi, ilmu sebagai materi penyuluhan yang disampaikan kepada petani dapat berupa pengetahuan. Misalnya pemberian informasi tentang perkembangan pertanian, atau informasi tentang varietas dari suatu komoditi yang sifatnya hanya untuk diketahui.
Sedangkan yang bersifat praktis, seperti materi tentang budidaya tanaman, baik cara memilih benih, mengolah tanah, pemupukan. Begitu juga dalam bidang peternakan, seperti vaksinasi, pembuatan pakan dan teknologi yang berhubungan dengan kegiatan petani.
Dengan demikian, informasi teori sifatnya memberikan motivasi, merangsang dan memperluas wawasan petani terhadap perkembangan dunia luar. Sedangkan informasi teknologi menyangkut cara-cara yang sifatnya membimbing dan mengajarkan petani agar terampil mengerjakan materi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan.
Identifikasi Masalah
Penyuluh Pertanian, BP4K Kab. Bone, Yusran A Yahya mengatakan, saat rembug tani Desa Mattirowalie berhasil teridentifikasi masalah petani. Di antaranya, saat musim kemarau petani kesulitan memperoleh air sehingga perlu campur tangan pemerintah.
Misalnya, pengadaan sumur bor dan pompa air untuk meningkatkan efisiensi pengairan untuk mengatasi kekurangan air irigasi. Apalagi, Desa Mattirowalie merupakan sentra tanaman palawija, utamanya kacang tanah. Sedangkan, tanaman padi hanya satu kali pertanaman (IP 100).
Karena itu diharapkan uluran tangan pemerintah untuk memberikan bantuan benih, serta sarana/prasarana budidaya kacang tanah. “Kami petani terkendala dengan benih kacang tanah, kami juga perlu motivasi pemerintah dalam hal sarana dan prasarana budidaya kacang tanah, termasuk demplot,” kata Bahtiar, Ketua Kelompok Tani Batu Liang.
Hasil identifikasi lainnya adalah perlu regulasi yang mengatur pola tanam dan tata tanam. Hal ini untuk mempermudah pengendalian hama dan penyakit, serta pengaturan air irigasi saat kekurangan air.
Sedangkan hasil identifikasi potensi wilayah dan upaya pengembangannya, di antaranya, di Desa Mattirowalie banyak terdapat sumber mata air pegunungan, namun belum dikelola dengan baik. Karena itu, perlu dibangun dam penahan dan jaringan irigasi teknis agar sumber mata air tersebut dapat digunakan mengairi lahan pertanian.
Desa ini kata Yusran, merupakan daerah pegunungan yang sangat potensial untuk pengembangan tanaman keras penghasil buah seperti durian, petai, kelapa dan sebagainya. Komoditi tersebut dapat menambah pendapatan petani, serta meminimalisir bencana alam berupa longsor dan kekeringan.
Hasil identifikasi lainnya adalah potensi hutan yang ada di Desa Mattirowalie. Untuk menjaga kawasan hutan agar tetap lestari, perlu adanya pengembangan agroforestry sehingga masyarakat di sekitar hutan dapat menikmati hasil hutan tanpa merusak. Potensi lainnya, banyak lahan kosong, baik berupa lahan pekarangan maupun tegalan. Sehingga perlu untuk dioptimalkan fungsinya dengan penanaman tanaman umbi-umbian (sumber karbohidrat non beras), hortikultura serta tanaman lainnya untuk menambah pendapatan petani dan masyarakat umum. Yusran/Yul
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066