Jumat, 13 Juni 2025


Contohlah Anugrah Fitradi

04 Des 2015, 16:30 WIBEditor : Kontributor

Seorang penyuluh memang harus melek teknologi. Salah satunya sosok Anugrah Fitradi seorang penyuluh pertanian yang bertugas di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Jagong Jeget, Aceh Tengah.

Memulai profesinya sebagai penyuluh kontrak pada tahun 2007, Anugrah beruntung lolos tes calon pegawai negeri sipil dari jalur umum setahun berikutnya. Tahun 2009 dia resmi menyandang status PNS dan kemudian ditempatkan sebagai penyuluh pertanian pada Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan.

Awal tugasnya sebagai penyuluh, Fitra langsung ditempatkan di wilayah yang tergolong terpencil di Kecamatan Linge. Penugasan ke kecamatan terluas di Kabupaten Aceh Tengah itu bukan tanpa alasan, Kecamatan Linge memiliki potensi peternakan yang luar biasa. Itu sesuai disiplin ilmunya di bidang peternakan.

Karena itu Fitra diharapkan mampu menjadi pembimbing dan pembina peternak. Meski demikian, karena tugas penyuluh itu polyvalen, tugas dan tanggungjawab Fitra sebagai penyuluh tidak terbatas pada bidang peternakan, tapi juga di bidang lainnya seperti tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Meski latar belakang pendidikannya adalah teknis peternakan, sosok yang satu ini termasuk sosok yang mau belajar dari penyuluh lainnya. Dari para penyuluh senior lainnya, Fitra belajar tentang komoditi pertanian lainnya.

Meski diserahi tugas dan tanggungjawab untuk membina peternak di kawasan terpadu tersebut, bukan berarti Fitra hanya berfokus di sana. Dia tetap menyempatkan diri membina petani dan kelompok tani di wilayah binaan yang sudah ditetapkan koordinator BP3K.

Kuasai IT

Bukan itu saja skill yang dimiliki sosok penyuluh yang satu ini, alumni Fakultas peternakan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tahun 2005 ini, juga memiliki kemampuan lain yang jarang dimiliki penyuluh lainnya. Fitra menguasai teknologi informasi dengan sangat baik.

Mengakses internet untuk mencari referensi dalam berbagai hal terkait dengan tugasnya sebagai penyuluh, sudah biasa dilakukan. Ketika penyuluh yang lain masih belajar computer dan internet, Fitra sudah lebih dulu menguasainya. Tak sekedar membuka tapi dia bahkan sudah bisa membuat blog sendiri dan membuatkan blog untuk BP3K Linge. Meski akhirnya blog di kantor tempat tugasnya belakangan tidak eksis, karena dipindahkan ke BP3K Jagong Jeget.

Koordinator BP3K Jagong Jeget, Kana Emnurlis, justru beruntung dengan kehadiran Fitra. Semua urusan administrasi penyuluh mampu di tangani pendatang baru.  Memasuki ruangan di BP3K Jagong Jeget, nyaris semua data-data yang terkait dengan pembinaan petani dan kelompok tani sudah terpampang rapi.

Begitu juga file-file penting juga tersimpan rapi dalam personal computer maupun laptop, sehingga sangat memudahkan semua pihak ketika data dan file itu dibutuhkan. Semua itu tidak lain berkat kerja keras Fitra yang sejak masa kuliahnya dulu sudah mengusai computer dengan baik.

Meski fokus membenahi administrasi BP3K, Fitra tetap tidak melupakan tugas dan tanggungjawabnya untuk membina petani di wilayah binaannya. Dia akrab dengan petani maupun kelompok tani yang dibinanya, sehingga membantunya menyampaikan informasi dan pembelajaran kepada mereka.

Era keterbukan informasi publik seperti sekarang ini, memang membutuhkan sosok-sosok yang familiar terhadap teknologi informasi. Saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi siapa saja, termasuk penyuluh.

Fitra tidak segan berbagi ilmunya tentang teknologi informasi kepada teman-teman penyuluh lainnya. Obsesinya tidak terlalu muluk, yaitu semua penyuluh di Aceh Tengah bisa melek teknologi. Sebuah harapan sederhana, tapi memang agak sulit mewujudkan karena rendahnya kemauan penyuluh belajar dan mengubah mindset dan mainstream  mereka. Ini yang menjadi salah satu keprihatinan Fitra. Tetap semangat Fitra. Fathan/Yul

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018