Swasembada pangan yang pemerintah targetkan pada tahun 2014 sudah di depan mata. Untuk mengejar target tersebut, secara khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membahas dalam pertemuan khusus di Bukittinggi, Oktober lalu.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan Bukittinggi tersebut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian telah menetapkan Aksi Bukittinggi. Untuk padi pemerintah menargetkan pertumbuhan produksi padi 8,04% dari 70,87 juta ton menjadi 76,57 juta ton di tahun 2014.
Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan produksi jagung 12,48% dari 18,51 juta ton menjadi 20,82 juta ton, kedelai tumbuh 85% dari 0,81 juta ton menjadi 1,5 juta ton, gula pasir tumbuh 22,05% dari 2,54 juta ton menjadi 3,10 juta ton dan daging sapi tumbuh 23,26% dari 0,43 juta ton menjadi 0,53 juta ton.
Menteri Pertanian Suswono, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2014 di Jakarta, beberapa waktu lalu mengatakan, jika target tersebut dapat dicapai, secara umum diperkirakan kebutuhan pangan utama nasional sebagian besar dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Kecuali, kedelai, daging dan gula yang diharapkan jumlah impornya tidak terlalu besar.
Suswono mengakui, untuk mencapai target pembangunan pertanian tersebut, Kementerian Pertanian tidak dapat bekerja sendiri, tapi harus sinergi dengan kementerian/lembaga nonkementerian lainnya dan pemerintah daerah. “Para pelaku dunia usaha pertanian diharapkan berkomitmen mendukung pencapaian Rencana Aksi Bukittingi,” katanya.
Berkaca dari tahun sebelumnya, Suswono mengakui, bahwa tahun 2013 bukanlah tahun yang mudah dalam melaksanakan pembangunan pertanian karena banyaknya tantangan lingkungan strategis. Misalnya, tingginya konversi lahan pertanian, keterbatasan lahan untuk perluasan areal baru lahan pertanian, belum memadainya infrastruktur pertanian khususnya jaringan irigasi dan sarana transportasi pertanian.
Kendala lain belum berkembangnya industri hilir, sistem logistik yang belum baik dan masih terbatasnya dukungan pembiayaan sektor pertanian. Selain itu anomali iklim khususnya kemarau basah dan gejolak harga pangan global juga turut berpengaruh menekan terhadap upaya-upaya peningkatan produksi pertanian Indonesia.
Produksi padi tahun 2013 sebesar 70,87 juta ton atau meningkat 2,6% dari produksi tahun 2012 sebesar 69,06 juta ton. Sementara itu produksi kedelai menurun 3,5% dari 0,84 juta ton tahun 2012 menjadi 0,81 juta ton tahun 2013. Produksi jagung sebesar 18,51 juta ton juga relatif menurun dibandingkan produksi tahun 2012.
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto