Sekitar 50 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang berkantor di Kementerian Pertanian Jakarta melakukan Lokakarya Lapangan “Pergeseran Tanam Padi dan Penanaman Serempak untuk Meningkatkan Produkvitas Tanaman Padi” di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Fathan A. Rasyid mengatakan sengaja mengajak penyuluh yang berada di pusat terjun ke lapangan untuk membantu pengambilan kebijakan yang terkait dengan teknis penyuluhan yang sesuai dengan perkembangan lapangan.
“Kita bawa penyuluh senior di Kementerian Pertanian ke Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, salah satu gudang beras nasional, karena dengan melihat langsung kita bisa ambil keputusan,” katanya kepada Sinar Tani.
Pada kesempatan kali ini para penyuluh itu diterjunkan untuk melakukan lokakarya lapangan tentang kemungkinan pergeseran tanam dari November ke Januari. Menurut Dr. Soemitro Arintadisastra, pergeseran tanam tersebut akan membuat produktivitas padi naik paling tidak 1 ton/ha, serangan hama menurun, tingkat kehilangan hasil menurun, serta mutu dan harga gabah naik. Karena pada bulan itu terdapat sinar dan terik matahari yang cukup untuk fotosintesis, asimilasi dan pasca panen padi.
“Bila kita yakin dengan hasil Lokakarya Lapangan ini, kita akan lakukan gerakan tanam pada bulan Januari,” tambah Fathan A. Rasyid kepada Sinar Tani. Dijelaskannya dalam Lokakarya Lapangan ini para penyuluh diterjunkan ke lapangan untuk berdiskusi kepada para petani di Cilamaya yang menerapkan tanam pada bulan Januari. Para PPL juga menghitung jumlah tanaman per rumpun, berapa tanaman yang malainya berisi dan berapa biji gabahnya per malai.
H. Bahrun (47) salah seorang petani padi Cilamaya yang ditemui para PPL pusat mengatakan memang pertanaman padi pada bulan Januari lebih baik bila dibandingkan dengan pertanaman padi yang ditanam pada bulan Oktober. “Namun tidak semua pertanaman padi yang ditanam pada bulan Januari berhasil panen dengan hasil lebih tinggi,” tambah Bahrun yang memiliki 2 ha lahan sawah padi.
Menurutnya keberhasilan dalam bertanam padi sangat ditentukan oleh kontrol tanaman yang dilakukan oleh petani. “Musim juga berpengaruh, namun kita tidak bisa pastikan kapan bulan dan tanggalnya yang akan berhasil sukses panennya,” kata Bahrun kepada Sinar Tani.
Dijelaskannya, sawahnya sudah mendapatkan giliran air pada bulan November, lalu dia olah lahannya dan melakukan persiapan benihnya. “Pada bulan Januari saya baru bisa tanam padi,” katanya. Kalau air dikucurkan pada bulan Januari maka dia baru bisa tanam pada bulan Februari. “Bila saya tanam pada bulan Januari, maka kemungkinan besar akan gagal tanam,” tambahnya.
Sekretaris Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Karawang, Muhammad Nasori mengatakan pergiliran air di Karawang dilakukan seperti yang ada sekarang ini karena belajar dari pengalaman. Sebelum dilakukan pergiliran air seperti yang ada sekarang, pernah terjadi kekeringan di Waduk Jatiluhur. “Dengan jadwal pergiliran air seperti sekarang maka tidak lagi terdengar Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan,” jelasnya kepada Sinar Tani.
Menurut Muhammad Nasori untuk pergeseran tanam ke bulan Januari maka akan menggeser jadwal pergiliran airnya. “Itu menjadi kewenangan Gubernur,” tambahnya. Som
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto