Jumat, 13 Juni 2025


Presiden: Giatkan Sosialisasi Komunitas Ekonomi Asean

27 Agu 2014, 13:10 WIBEditor : Ahmad Soim

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan Indonesia berkomitmen terus memastikan kesiapan untuk menuju pembentukan komunitas ekonomi ASEAN 2015 dalam ketiga pilar yaitu politik dan keamanan, ekonomi, maupun sosial budaya.

"Mengingat semakin dekatnya pembentukan komunitas ekonomi ASEAN 2015 yakni 31 Desember 2014 kita harus semakin giat menyosialisasikannya kepada seluruh rakyat Indonesia apakah pengusaha, buruh, pemerintah daerah, mahasiswa, masyarakat madani, ataupun seniman," ujar Presiden SBY dalam Pidato Kenegaraan Presiden di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2014).

Tujuannya, sebut Presiden, agar mereka dapat memahami segala peluang dan tantangan yang ada dan dapat meraih sebanyak mungkin manfaat dari komunitas bersama 600 juta jiwa di negara-negara ASEAN.

Komunitas ekonomi Asean adalah bagian dari diplomasi Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir SBY menambahkan terus melakukan diplomasi bebas aktif agar Indonesia selalu berorientasi pada peluang selain memberi nilai tambah bagi kepentingan Indonesia dan menjadi bagian dari solusi masalah.

Di lingkungan terdekat di Asia Tenggara, Indonesia senantiasa berkontribusi pada penguatan ASEAN bagi terciptanya suatu kawasan yang damai dan sejahtera. Selama lima tahun terakhir ini, termasuk saat menjadi Ketua ASEAN sepanjang tahun 2011, Indonesia terus mendorong sentralitas ASEAN dalam percaturan kawasan dan peningkatan peran ASEAN dalam menghadapi permasalahan global.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah mengatakan presiden terpilih sudah ditunggu banyak pekerjaan dan agenda. Sejumlah agenda pembangunan nasional yang memerlukan perhatian serius adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai pada tahun 2015 mendatang.

"Tahun 2015 kita akan memasuki babak Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memerlukan perhatian serius mengingat waktu yang tersisa relatif singkat pasca penyelenggaraan Pilpres," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta.

Ia melihat waktu yang tersisa bagi presiden dan wakil presiden baru untuk mempersiapkan MEA 2015 hanya tersisa dua bulan. Hal ini disebabkan presiden dan wakil presiden terpilih baru akan dilantik pada 20 Oktober 2014 mendatang.

"Maka bukan hal yang mudah untuk mengoptimalkan kerja dua bulan tersebut sebelum memasuki tahun 2015," tegasnya.

Oleh karena itu, ia menilai presiden baru Indonesia nanti harus segera melakukan koordinasi dan konsolidasi antarlintas sektor untuk mengoptimalkan daya saing Indonesia di antara negara-negara ASEAN lainnya.

"Konsolidasi dan koordinasi lintas sektor perlu dipacu di samping mengawal percepatan infrastruktur sehingga Indonesia bisa mengambil manfaat positif dari era komunitas ASEAN. Era baru masyarakat ASEAN ini tentunya juga memicu ketatnya persaingan antarkawasan di masa-masa mendatang," papar Firmanzah.

Ketika di Myanmar, Presiden SBY kepada Antara mengatakan para pemimpin ASEAN telah melakukan pembahasan mendalam terkait kesiapan negara-negara anggota ASEAN menyambut Komunitas ASEAN di akhir 2015, terutama setelah mendengarkan laporan persiapan yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal ASEAN.

"Sekjen ASEAN menyampaikan kemajuan dalam tiga pilar (Politik dan Keamanan, Sosial Budaya dan Ekonomi)," tuturnya.

Terkait dengan kemajuan persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki peran penting di kawasan, Presiden mengatakan bahwa Indonesia terus bekerja keras, terutama disisa masa bakti pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II, untuk menyelesaikan persiapan yang diperlukan.

"Kita terus bekerja pada sisa masa bakti pemerintahan yang saya pimpin, sisa enam bulan mudah-mudahan semua bisa kita selesaikan," ujarnya.

ASEAN terbentuk pada tahun 1967 beranggota Brunei, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam. Beberapa waktu lalu ASEAN telah berhasil menyepakati Piagam ASEAN yang mengubah kelompok tersebut menjadi sebuah organisasi berdasar hukum yang mengikat dan berbasis pada masyarakat.

Pertemuan puncak kali ini dihadiri oleh Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, PM Laos Thongsing Thamavong, PM Malaysia Najib Tun Razak, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Presiden Filipina Benigno Aquino III dan utusan khusus Thailand yaitu Wakil Perdana Menteri Thailand Phongthepth Epkanjana. Som

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018