Realisasi Komunitas ASEAN diputuskan berjalan pada 31 Desember 2015 atau sekitar 82 minggu lagi. Hal itu tertuang dalam rumusan hasil Pertemuan Tingkat Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN ke-21 (ASEAN Summit) di Phnom Penh Kamboja pada 20 November 2012.

Dalam buku Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri (2009) para Menteri terkait di Negara-negara Asean sepakat untuk mengimplementasikan cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) tepat pada waktunya.

Cetak biru itu ditandatangani 1) Haji Hassanul Bolkiah, Sultan Brunei Darussalam, 2) Samdech Hun Sen, Perdana Menteri Kerajaan Kamboja, 3) Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia, 4) Bouasone Bouphavanh, Perdana Menteri Laos, 5) Dato Seri Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Malaysia, 6) Jend Thein Sein, Perdana Menteri Myanmar, 7) Gloria Macapagal Arroyo, Presiden Filipina, 8) Lee Hsein Long, Perdana Menteri Singapura, 9) Jend (Purn) Saruyud Chulanont, Perdana Menteri Thailand dan 10) Nguyen Tan Dung, Perdana Menteri Vietnam pada 20 November 2007.

Sejarah panjang pembentukan KEA dimulai ketika para pemimpin ASEAN pada KTT Asean di Kuala Lumpur Desember 1997 memutuskan untuk mentransformasikan ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi dengan tingkat pembangunan ekonomi yang merata serta kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan yang semakin berkurang.

Pada KTT ASEAN di Bali Oktober 2003, para pemimpin ASEAN mendeklarasikan bahwa Komunitas Ekonomi Asean (KEA) merupakan tujuan integrasi ekonomi regional (Bali Concord II) pada tahun 2020. Selain KEA, Komunitas Keamanan ASEAN dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN merupakan dua pilar integral lain dari komunitas ASEAN yang akan dibentuk. Ketiga pilar tersebut diharapkan dapat bekerja secara erat dalam pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2020.

Selanjutnya, pertemuan ke-38 Menteri Ekonomi Asean di Kuala Lumpur Malaysia pada Agustus 2006 sepakat akan menyusun suatu cetak biru untuk mempercepat pembentukan KEA dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik dan elemen KEA pada tahun 2015 sesuai Bali Concord II dengan sasaran dan kerangka waktu yang jelas dalam mengimplementasikan berbagai langkah serta fleksibilitas yang telah disepakati sebelumnya guna mengakomodir kepentingan seluruh negara anggota ASEAN.

Pada KTT ASEAN ke-12, para pemimpin ASEAN menegaskan komitmen yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 sejalan dengan Visi ASEAN 2020 dan Bali Concord II dan menandatangani Cebu Declaration on Acceleration on the Establisment od an ASEAN Community by 2015. Secara khusus, para pemimpin ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan mentransformasikan kawasan ASEAN menjadi suatu kawasan di mana terdapat aliran bebas barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil serta aliran modal yang lebih bebas.

KEA akan membentuk ASEAN sebagai suatu pasar tunggal dan basis produksi serta menjadikan ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan langkah-langkah dan mekanisme baru untuk memperkuat implementasi inisiatif ekonomi yang telah ada, mempercepat integrasi kawasan dalam sektor-sektor prioritas, mempermudah pergerakan para pelaku usaha tenaga kerja terampil dan berbakat dan memperkuat mekanisme institusi  ASEAN. Sebagai langkah awal menuju KEA, Asean telah mengimplementasikan berbagai rekomendasi High Level Task Force (HLTF) on ASEAN Economic Integration sebagaimana tertera dalam Bali Concord II.

Agar komunitas ASEAN tetap berwawasan keluar maka KEA memiliki karakteristik utama sebagai berikut: 1) pasar tunggal dan basis produksi, 2) kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, 3) kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, 4) kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global. Karakteristik-karakteristik itu memiliki kaitan erat dan saling memperkuat satu sama lain. Som/Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen PPHP) Kementan

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto