Jumat, 24 Januari 2025


Menengok Potensi Lahan Rawa Lebak

10 Sep 2014, 11:57 WIBEditor : Clara Agustin

Membandingkan tingkat kesuburuan lahan rawa lebak memang akan kalah dengan lahan sawah. Tapi bukan berarti lahan tersebut tak bisa menghasilkan pangan. Justru di tengah derasnya arus konversi lahan sawah di Jawa, lahan rawa lebak menjadi penyangga kebutuhan pangan.

Lahan lebak ini memang tidak sama dengan lahan irigasi. Kalau lahan irigasi, biasanya petani memulai tanam saat sedang musim hujan. Tapi lahan lebak, petani justru mulai tanam saat musim kemarau. Mengapa? Karena lahan rawa lebak hampir sepanjang tahun tergenang air.

Saat musim kemarau air, masih terdapat genangan, tapi tidak lebih dari 50 cm dan masih dapat ditanami padi. Pada musim penghujan, dapat dikatakan lahan rawa lebak ‘banjir’ karena air yang menggenanginya dapat lebih hingga 3 meter, sehingga tidak dapat ditanami padi.

“Lahan rawa lebak itu istimewa. Baru bisa ditanam pada saat musim kemarau,” kata Menteri Pertanian, Suswono saat acara Panen Raya di Lahan Rawa Lebak di Desa Sako, Kec. Rambutan, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan.

Begitu juga jika dilihat dari potensi padi yang ditanam di lahan rawa lebak, memang tidak setinggi lahan irigasi. Untuk lahan irigasi, biasanya dalam setahun minimal bisa dua kali tanam, sedangkan di lahan rawa lebak hanya satu kali tanam.

Hasilnya pun tidak seperti lahan irigasi yang mampu menghasilkan hingga 9 ton per ha, tapi hanya 7 ton per ha. “Potensi hasilnya memang tidak sebagus lahan irigasi, tetapi setidaknya sudah cukup memberikan kontribusi bagi masyarakat,” ujar Suswono.

Tetap Punyai Potensi

Meski lahan rawa lebak potensi hasilnya rendah, menurut Suswono, tapi lahan ini harus dikembangkan. Mengingat jumlah lahan pertanian subur dan produktif semakin hari semakin menyusut akibat ledakan jumlah penduduk di Indonesia. “Jadi pemanfaatan lahan lebak merupakan satu-satunya jalan untuk tetap memenuhi pangan masyarakat,” katanya.

Di Indonesia, lahan rawa lebak sendiri tersebar di tiga pulau yaitu, Sumatera, Kalimantan dan Papua. Potensi lahan rawa lebak diperkirakan mencapai 13,28 juta ha, yang baru dimanfaatkan untuk pertanian sekitar 5 juta ha.

Karena baru sedikit lahan rawa lebak yang dimanfaatkan untuk pertanian, Suswono menyarankan agar inovasi teknologi mengenai pertanian lahan rawa lebak untuk lebih dikembangkan lagi. Misalnya saja dengan menaikkan Indeks Pertanaman (IP). “IP di lahan rawa lebak ini rata-rata masih satu. Untuk meningkatkan IP, harus dikelola tata air mikronya,” katanya. Cla/Yul

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018