Dokter Boyke
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Meskipun masih berada dalam situasi pandemi COVID 19, kegiatan produktif tentu saja harus tetap dilakukan. Karenanya, asupan pangan terutama pangan lokal harus terus dijaga.
"Sektor pertanian pun menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga imunitas tubuh kita, karena apabila imunitas tubuh buruk maka akan lebih mudah virus masuk kedalam tubuh kita dan ini akan menghambat upaya kita untuk memutus mata rantai covid 19 ini. Karenanya, produksi pertanian harus tetap berjalan untuk memastikan pangan untuk masyarakat tetap terjaga," pesan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof Dedi Nursyamsi dalam setiap kesempatan.
Menanggapi pernyataan Kabadan, dr. Boyke Dian Nugraha dalam Milenial Agriculture Forum V, Selasa (7/7) mengatakan bahwa sektor pertanian merupakan support terbesar dalam menjaga imunitas tubuh. "Menghadapi pandemi covid 19, sektor pangan atau sektor pertanian sangat diperlukan. Karena setiap manusia pada dasarnya butuh akan pangan. Tentunya kita harus memastikan produk pangan yang dihasilkan berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat," jelasnya.
Bagi dr. Boyke yang telah berkecimpung puluhan tahun di dunia kesehatan mengatakan sudah saatnya berdamai dengan COVID 19, dimana kita tetap melakukan aktifitas seperti biasa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kuncinya tetap produktif tetapi tetap sehat.
Ia pun memaparkan bahwa Indonesia kaya akan sumber pangan. "Produk pertanian lokal tidak kalah dengan produk impor dalam sisi manfaat. Biasakan mengkonsumsi buah lokal seperti pepaya, jambu biji, jeruk, belimbing dan lainnya daripada kita mengkonsumsi buah impor. Produk tropis cocok untuk orang tropis," jelasnya.
Semangat Petani Milenial
dr. Boyke juga menyoroti keaktifan para generasi milenial yang kini semakin terjun di dunia pertanian. Dirinya melihat, sektor pertanian sangat menjanjikan. "Secara finansial bila kita menguasai produksi, platform penjualan online, komunikasi yang baik dengan berbagai pihak maka sektor pertanian akan tetap survive," tuturnya.
Namun dirinya berpesan agar petani milenial tidak boleh egois di era covid-19 ini dengan menganggap usia muda pasti memiliki stamina yang baik. "Padahal petani milenial berhubungan dengan pemasok, penjual, konsumen, dimana mereka adalah orang-orang yang mungkin rentan dengan covid ini," ungkapnya.
Karenanya, pelaku pertanian tak terkecuali petani milenial harus memiliki ciri kepribadian baru di pandemi ini, yakni dengan tetap menjaga kesehatan, menjaga kebersihan, menggunakan masker, menjaga jarak minimal 1,5 m. "Pola hidup sehat harus terus ditingkatkan, kurangi konsumsi karbohidrat, lemak tak jenuh, tetap berolahraga, konsumsi buah dan sayur," tambah dr. Boyke.
Tak lupa ia mengajak petani milenial dan masyarakat untuk memanfaatkan lahan dirumahnya untuk menanam apotik hidup. Karena empon-empon seperti jahe, kunyit, temulawak dan lainnya memiliki khasiat yang luar biasa khususnya untuk menjaga imun tubuh di situasi pandemi.
Senada dengan Kepala BPPSDMP, Prof Dedi Nursyamsi dan dr. Boyke, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa sudah saatnya petani milenial melanjutkan tongkat estafet pembangunan pertanian dengan tetap tetap produktif ditengah pandemi. Tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.