Sabtu, 19 April 2025


BPTP Aceh Dampingi Petani Padi Terapkan IP 400

11 Jun 2021, 21:15 WIBEditor : Ahmad Soim

BPTP Aceh dampingi penerapan IP 400

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Aceh --BPTP Aceh melakukan pendampingan Demplot Padi di sekitar lahan IP 400 pada Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) Cot Malem seluas 1 hektar di Desa Lubok Gapuy, kemukiman Lubuk, kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar (11/6/21).

Mewakili Koordinator BPP Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar, Devianti S.Pt, MP mengatakan, kegiatan ini merupakan program APBN yang bertujuan mengoptimalkan penggunaan lahan melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, sedangkan BPTP Aceh melakukan pendampingan dengan membuat Demplot yang melibatkan penyuluh setempat.

Program IP 400 katanya, ditempatkan dalam Kemukiman Lubok yang terdiri lima desa pada lahan seluas 250 hektar. Sementara untuk kegiatan IP 400 digunakan lahan 30 hektar, yang dilaksanakan oleh Gapoktan Cot Malem dengan jumlah anggota 35 orang dan merupakan petani di 5 Desa dalam Kemukiman Lubok.

BACA JUGA:

Teknologi yang diterapkan lanjutnya, yaitu melalui teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. Pada Musim Tanam (MT) I, sebelumnya petani menggunakan Varietas Inpari 16 dan Inpari 32 yang merupakan swadaya dari petani.  Untuk MT ke II ini, Distanbun Aceh memberikan bantuan benih Padi varietas unggul Inpari 32 dan obat obatan serta dukungan mekanisasi.

Dalam kegiatan tersebut juga akan dilaksanakan Sekolah Lapang - Pengendalian Hama Terpadu (SL- PHT) bagi petani sebanyak 6 kali serta memperkenalkan tanaman Refugia di sekitar areal sawah lokasi demplot. Kegiatan ini melibatkan para penyuluh yang ada di BPP Ingin Jaya. Sehingga petani nanti diharapkan dapat mengenal serta mengerti fungsi dari Refugia.

"Tanaman Refugia bermanfaat selain untuk keindahan juga berfungsi sebagai tanaman yang dapat mengundang predator alami disekitar lahan sawah," jelasnya.

Penyemaian benih menggunakan Dapog (tray) sistem tegel, karena belum tersedia Dapok sistem Jarwo. Selanjutnya benih tersebut ditanam dengan menggunakan mesin Rice Tranplanter. "Untuk panennya nanti menggunakan Combine Harvester," ujar Devi yang juga alumni KSDL - USK, Banda Aceh.

Penanggung jawab kegiatan, Muhammad Rizky Ardiansyah yang juga sebagai peneliti di BPTP Aceh menerangkan, tujuan demplot di hamparan program IP 400 merupakan sebagai ajang pengkajian dan diseminasi dalam penyebarluasan inovasi teknologi ke tingkat petani.

Dengan adanya demplot ini, petani dapat belajar langsung serta mendapatkan solusi dari beberapa kendala di lokasi. "Kami akan selalu siap memberikan pendampingan untuk petani, agar hasilnya lebih meningkat," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, Ir M. Ferizal MSc menambahkan, BPTP hanya melaksanakan demplot untuk menjadi contoh atau model dengan menerapkan berbagai komponen teknologi yang sesuai dan spesifik lokasi. Terutama dalam penggunaan teknologi mekanisasi secara full, mulai pengolahan tanah, penanaman sampai pemanenan. Selain itu, pihaknya juga memperkenalkan teknologi budidayanya (pemupukan, VUB dan jarak tanam serta manajemen pengairannya).

Harapannya, dengan percontohan tersebut dapat meyakinkan petani yang akhirnya melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) 400 dapat meningkatkan produksi secara wilayah dan yang tidak kalah penting adalah meningkatkan pendapatan petani juga.

Sebenarnya, “kegiatan IP 400 merupakan teknologi inovasi yang dikembangkan Kementerian Pertanian melalui penggunaan varietas yang berumur pendek dan tahan terhadap keterbatasan air serta penyakit. Sehingga tidak lagi tergantung pada curah hujan,” bebernya.

Kegiatan ini katanya, “salah satu upaya dalam mentransfer teknologi kepada petani dari tanam 2 kali menjadi 4 kali dalam setahun dengan memanfaatkan waktu dan sumberdaya local yang tersedia. Untuk kabupaten Aceh Besar, kegiatan IP 400 dilaksanakan sepenuhnya oleh Distanbun Aceh seluas 500 hektar,” pungkasnya.

T. Hadiannur ketua Gapoktan Cot Malem, sangat berterimakasih dan memberikan apresiasi atas kegiatan BPTP Aceh, Distanbun Aceh dan Distan Aceh Besar dalam mensukseskan kegiatan IP 400 di wilayahnya.

Pihaknya berjanji mendukung sepenuhnya program tersebut. Kedepan, kalau demplot ini berhasil, tentu petani sekitar dapat mengadopsi inovasi teknologi yang di transfer oleh BPTP Aceh. 

Kalau sebelumnya pada MT I sudah ditanami Padi dan sekarang juga Padi, hendaknya di MT III nanti perlu diselingi dengan Kacang Hijau. "Hal ini penting, karena dapat mengembalikan kesuburan lahan," bebernya.

=== 

Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK:  LANGGANAN TABLOID SINAR TANIAtau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klikmyedisi.com/sinartani/ 

Reporter : Abda
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018