Gerdal tikus di Sidrap
TABLOIDSINARTANI.COM, Sidrap -- Sudah lama tikus menjadi musuh petani yang kerap sukar diantisipasi dan sering meresahkan petani. Teknik gropyokan pun digerakkan petani bersama sama petani lainnya.
Gropyokan merupakan salah satu teknik pengendalian hama tikus di areal persawahan dengan memburunya secara langsung, melalui pembongkaran lubang-lubang aktif yang dicurigai sebagai sarang tikus.
Gerakan pengendalian (gerdal) hama tikus di Kabupaten Sidrap terus gencar dilakukan di tingkat kelompok tani dengan sistem gropyokan seperti yang dilakukan kelompok tani 'Makmur' Desa Tanete, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis 10 Juni 2021.
Sebelum melakukan gerakan pengendalian (gerdal) hama tikus di kelompok tani 'Makmur' diawali dengan pertemuan membahas teknik, alat dan bahan yang digunakan dalam pengendalian hama tikus, pengendalian hama tikus tersebut dihadiri Penyuluh Pertanian Desa Tanete, Harnalita Hading SP Petugas POPT Sidrap, Marwanto SP dan Ketua Kelompok Tani Makmur, Arafah beserta anggota kelompoknya.
Marwanto SP menjelaskan mengenai teknik pengendalian hama tikus yang efektif dan efisien dengan menggunakan alat, bahan dan umpan yang digunakan.
"Sebelum kita mengendalikan hama tikus terlebih dahulu kami menjelaskan pengendalian hama tikus yang tepat serta alat dan bahan yang digunakan sehingga petani dapat mengerti dan tidak kakuh saat menggunakan alat yang digunakan untuk membasmi tikus," kata Marwanto.
BACA JUGA:
"Dalam gerakan pengendalian (gerdal) hama tikus, penyuluh pertanian dan petugas POPT melakukannya bersama anggota kelompok tani 'Makmur' Desa Tanete dengan menggunakan bahan pengendalian bantuan dari Instalasi, Peramalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (IP3OPT) Tiroang Pinrang dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Sidrap.
"Jadi bahan yang digunakan dalam kegiatan gerakan pengendalian hama tikus seperti gabah, racun tikus Ratcell 80 WP, postiran dan simposit," kata Marwanto.
Penyuluh Pertanian Desa Tanete, Harnalita Hading SP mengatakan bahwa "kegiatan gerakan pengendalian atau gerdal ini merupakan upaya dalam menekan populasi hama tikus dengan pengemposan dengan menggunakan racun alpostran dan memberikan umpan tikus berupa gabah dicampur dengan racun tikus Ratcell 80 WP," jelas Harnalita Hading
"Untuk para petani lebih semangat dalam melaksanakan gropyokan hama tikus dan setidaknya bisa meminimalisir serangan hama tikus.
"Tentu harapan kami adalah terbinanya semangat gotong-royong, kebersamaan di antara petani dalam melakukan gerakan pengendalian hama tikus sehingga nantinya hasil produksi padi lebih baik lagi," kata Harnalita Hading.
Di tempat yang terpisah, Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Sidrap, Ibrahim, SP mengatakan bahwa " gerakan pengendalian (gerdal) di Kabupaten Sidrap saat ini gencar kami lakukan karena tingginya populasi hama tikus serta pratanam dan setelah tanam merupakan alternatif kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Sidrap bekerjasama dengan Instalasi, Peramalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (IP3OPT) Tiroang Pinrang dengan maksud untuk mengupayakan fase diatas 30 hari setelah tanam supaya hama tikus cenderung berkurang, untuk petani yang melakukan kiat tebar benih langsung, agar diharapkan setiap tempat yang dianggap rawan diharapkan untuk memasang umpan supaya benih-benih yang ditebar tidak diganggu oleh hama tikus," kata Ibrahim.
"Pengendalian hama tikus musim tanam ini tentunya merupakan tindak lanjut setelah tanam dengan fase tumbuh diatas 30 hari untuk meminimalisir pengembangbiakan populasi-populasi tikus yang ada di area persawahan kemudian nantinya sudah diharapkan untuk dilakukan secara berkesinambungan mengingat area pertanian sidrap khususnya komoditi padi dianggap rawan dengan hama tikus," ungkap Ibrahim.
Lebih lanjut, Kadis DTPHPKP Sidrap Ibrahim mengatakan bahwa" populasi tikus di sidrap muncul pada saat fase banjir baik dari danau maupun saluran besar serta pembatas kabupaten yang tidak tertanami padi sehingga tumbuh rumput-rumput liar yang menjadi tempat bersarannya tikus, jadi disitulah tikus-tikus tetap harus diwaspadai," jelas Ibrahim.
Lebih jauh, Kadis DTPHPKP Sidrap, Ibrahim mengatakan "produktivitas pertanian sidrap tahun 2019 -- 2020 5,2 ton per hektar sedangkan pada saat kita tingkatkan gerakan pengendalian (gerdal) hama tikus pratanam dan setelah tanam produktivitas pertanian khususnya komoditi padi naik menjadi 7,3 ton per hektar.
"Kami berharap ke pemerintah pusat dan provinsi dapat menyediakan sarana dan prasarana seperti rodentisida, fektisida dan herbisida untuk pengendalian hama tikus, gulma dan penyakit di areal pertanian itu sendiri,"ujar Ibrahim.
===
Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK: LANGGANAN TABLOID SINAR TANI. Atau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klik: myedisi.com/sinartani/