Panen kacang hijau di Purworejo
TABLOIDSINARTANI.COM, Purworejo---Kacangan hijau menjadi komoditas yang mempunyai potensi pasar cukup menggiurkan. Karena itu Pemerintah Kabupaten Purworejo pun mulai serius menggarap komoditas tersebut.
Terlihata saat Bupati Purworejo, Agus Bastian panen benih kacang hijau saat kegiatan pengembangan benih kacang hijau varietas Vima 1 berbasis korporasi petani di Kelompok Tani Maju, Desa Dlisen Wetan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo seluas 25 hektar (ha).
Dalam sambutannya Bupati Agus Bastian mengatakan, prospek kacang hijau di Kabupaten Purworejo sangat bagus. Karena itu dirinya berharap kacang hijau bisa dikembangkan di kecamatan lain.
“Purworejo ini berpotensi menjadi salah satu sentra kacang hijau di Jawa Tengah,” katanya seraya berharap agar memanfaatkan lahan pertanian yang tidak aktif selama musim kemarau.
Luas budidaya kacang hijau di Purworejo mencapai 3.100 ha. Budidaya terluas ada di Kecamatan Pituruh hingga mencapai 2.000 ha. “Petani saat ini dapat menikmati budidaya kacang hijau karena hasilnya optimal dan harganya bagus. Setiap hektar lahan mampu menghasilkan 1,7 ton biji kacang hijau,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Purworejo, Wasit Diono menambahkan, luas budidaya kacang hijau di Purworejo mencapai 3.100 hektare. Budidaya terluas ada di Kecamatan Pituruh hingga mencapai 2.000 hektare.
Wasit yakin meyakinkan saat ini petani menikmati budidaya kacang hijau karena hasilnya optimal dan harganya bagus. Setiap hektare lahan mampu menghasilkan 1,7 ton biji kacang hijau. “Kalau dihitung, petani bisa meraup pendapatan hingga Rp 29 juta untuk setiap hektar,” ungkapnya.
Ketua Poktan Maju, Liwon Subagyo mengungkapkan, petani kini kian tertarik menanam untuk perbenihan kacang hijau, karena merasa diuntungkan dengan mahalnya harga jual yaitu Rp. 17.500/kg dibandingkan jual berupa hasil konsumsi.
“Harga jual kacang hijau yang tinggi membuat petani termotivasi membudidayakan kacang hijau. Dulu kebanyakan petani di Pituruh menanam kedelai, tapi harganya sering tidak stabil dan cenderung rendah. Berbeda dengan kacang hijau yang selalu lebih mahal,” tuturnya.
Sementara itu Direktur Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan, Takdir Mulyadi mengatakan, pihaknya terus mendukung kegiatan pengembangan petani produsen benih kacang hijau berbasis korporasi petani. Khususnya, bantuan benih sumber, pupuk dan pestisida berupa transfer uang kepada kelompok tani,
“Purworejo mampu mencetak produsen benih kacang hijau yang handal, mandiri, inovatif dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan benih daerah tersebut. Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), yakni ke depan tiap wilayah tidak perlu lagi mendatangkan benih kacang hijau dari luar provinsi,” katanya.
Terpisah Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi terus mendorong masyarakat Purworejo untuk giat menanam kacang hijau karena memberikan peluang permintaan kebutuhan ekspor yang cukup tinggi. Pada tahun 2020, hampir 25 persen produksi kacang hijau di ekspor.
Pemerintah katanya, mendorong perluasan pengembangannya dan menjadi salah satu program prioritas. Terlebih petani Purworejo dapat memasok ketersediaan benihnya secara insitu dan mandiri.
“Dengan begitu, petani bisa tepat waktu tanam sesuai kebutuhan petani. Korporasi kan tujuannya agar masyarakat tani lebih meningkat kapasitasnya,” tegas Suwandi.