Lokasi budidaya talas beneng di Tebing Tinggi
TABLOIDSINARTANI.COM, Tebing Tinggi---Talas beneng selama ini menjadi salah satu ikon dari Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Pandeglang. Tapi ternyata di Kabupaten Tebing Tinggi, Sumatera Utara, petani juga telah menanam talas yang umbinya besar dan berwarna kuning.
Demikian info yang didapatkan Kontributor Tabloid Sinar Tani mendapat info dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebing Tinggi, Marimbun Marpaung. Tebing Tinggi yang merupakan kota kecil dan bukanlah daerah penghasil tanaman pangan.
Berdasar info tersebut kontributor Tabloid Sinar Tani bersama Kordinator BPP Meylita Lubis SP, Selasa (11/10) berkunjung ke lokasi pertanaman talas beneng di Kelurahan Tambangan Kecamatan Hilir.
Menurut Andre Tarigan, pengurus kelompok tani beneng yang telah terdaftar di Simluhtan bahwa dikelompoknya saat ini lebih kurang 5 ha lahan talas beneng yang tersebar di beberapa titik. Tiap 1 ha menggunakan bibit 10 batang/polibag. Petani membeli bibit talas beneng dengan harga Rp 4.000/polibag. Artinya modal bibit Rp 40 juta/ha.
Petani kata Andre, menanam talas benenag dengan jarak tanam 1m X 1m. Saat tanaman berumur 4 bulan, daun talas dipanen dengan harga jual Rp 1.000/kg daung basah.
Saat ini petani sudah dua kali panen daun talas beneng dengan produksi 10 ton. Jika harganya Rp 1.000/kg, maka petani mendapatkan Rp 10 juta dari panen daun talas.
Andre mengatakan, jika panen daun talas yang sudah tua atau telah berwarna kuning dan telah diranjang, maka harganya mencapai Rp 13.000/kg. “Saat ini kami belum memiliki mesin rajang daun talas. Jadi kami kebanyakan menjual dalam bentuk daun basah,” ujarnya.
Sedangkan umbi talas menurut Andre, petani menjual dengan harga Rp 15.000/kg. Jika dipanen setelah berumur 2 tahun, maka diperkirakan produktivitas umbinya sebanyak 200 ton/ha. Artinya, pendapatan petani mencapai Rp 300 juta.
Jika ditambah produksi daun yang diperhitungkan 15 kali panen dengan rata-rata panen 5 ton, maka petani memperoleh pendapatan hingga Rp 75 juta. Dengan demikian total pendapatan petani mencapai Rp 375 juta selama dua tahun.
“Selama ini petani bekerjasama dengan PT Pendawa, perusahaan yang menyediakan bibit dan juga membeli hasil daun basah dan kering rajaang serta umbinya,” kata Andre.
Andre berharap pemerintah melalui Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kota Tebing Tinggi membantu permodalan dan alat mesin rajang daun talas agar petani mendapat hasil yang lebih baik.