Mengolah talas beneng
TABLOIDSINARTANI.COM, Serang --- Program Study Teknologi Pangan Univ. Sultan Ageng Tritayasa (Untirta) berkerjasama dengan BPP( Balai Penyuluhan Pertanian) Pabuaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pelatihan "Pemanfaatan Sumber Pangan Lokal Talas Beneng Sebagai Bahan Baku Produk Keripik", Kamis (18/11).
Talas Beneng, salah satu kekayaan sumberdaya nabati lokal Banten yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam penguatan ketahan pangan melalui strategi diversifikasi pangan. Talas ini tumbuh liar di lereng gunung, memiliki batang yang besar dan panjang serta pada bagian akarnya terdapat umbi-umbi kecil (kimpul) yang bergerombol.
Sayangnya, pengolahan produknya yang hingga saat ini cenderung tidak dikomersialisasikan. Alasan utamanya adalah pengolahan yang tidak tepat menyebabkan munculnya rasa gatal pada individu yang mengkonsumsi olahan dari talas tersebut. Hal ini disebabkan karena talas segar mengandung kristal Kalsium Oksalat, kadar oksalat pada talas beneng menempati urutan tertinggi dibandingkan kandungan oksalat pada jenis talas lainnya.
Melihat peluang pengolahan produk talas beneng yang sebenarnya besar ini, Program Study Teknologi Pangan Univ. Sultan Ageng Tritayasa (Untirta) berkerjasama dengan BPP( Balai Penyuluhan Pertanian) Pabuaran melakukan pelatihan di Desa Talagawarna, Kampung Tanjung Kulon, Kecamatan Pabuaran, dihadiri oleh Kepala Prodi Teknologi Pangan Dr. Fitria Riany Eris, SP, MSi., Dosen Pengajar, dan mahasiswa Untirta, serta Penyuluh BPP Pabuaran, Ibu RT dan masyarakat setempat.
"Sebagai bentuk pengaplikasian tridarma perguruan tinggi, kami mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana cara menurunkan kadar oksalat yang terkandung pada talas beneng khususnya pembuatan kripis talas beneng yaitu dengan cara setelah dicuci bersih dengan air garam, direndam dengan cuka dan dicuci kembali, baru kemudian digoreng," ucap Kepala Prodi Teknologi Pangan Dr. Fitria Riany Eris, SP, MSi.
Ia juga berharap apa yang kita bagi pada kegiatan ini bisa diterapkan dan jika sudah mahir membuat keripik kita kembangkan menjadi prodak lain, dan bisa menjadi sentral produk olahan talas beneng yang tujuan akhirnya yaitu peningkatan pendapatan masyarakat