Selasa, 15 Juli 2025


BBPOPT Bangun Percontohan Pertanian Modern

16 Des 2021, 11:47 WIBEditor : Yulianto

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat kunjungan ke BBPOPT, Karawang

TABLOIDSINARTANI.COM, Karawang--- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo  meninjau lahan pertanian modern mendukung program Pengembangan Pertanian Modern di Jatisari Karawang, Rabu (15/12). Pilot project yang dimiliki Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan  (BBPOPT) menerapkan sistem pertanian yang  terintegrasi mulai dari aspek hulu, on farm sampai ke hilir.

Pada kesempatan tersebut dilakukan juga peresmian gedung Tudang Sipulung dengan fungsi sebagai gedung kontrol operasi pertanian modern. Di luas hamparan 14,7 hektar (ha), rencana akan ditanam padi seluas 11,2 ha, jagung seluas 3 ha, dan kedelai  seluas 0,5 ha.

Adapun eksisting pertanaman saat ini padi dengan Varietas Inpari 32, jagung varietas Nasa 29 dan Pioneer 32 dan kedelai varietas Grobogan. Nantinya varietas unggulan dari Litbang pertanian akan diujikan di lahan tersebut dengan sistem pertanian ramah lingkungan.

SYL mengapresiasi model pertanaman modern dan mendorong sistem pertanian ke arah organik dengan meminimalisir penggunaan bahan kimia. Pertanian modern juga harus didukung dengan ketersediaan alsintan seperti traktor, transplanter padi, alat tanam jagung, combine harvester dan drone semprot hama. "Saya ingin lahan disini bisa menunjukkan model pertanian yang tepat dengan hasil yang tinggi, tiga bulan ke depan kita akan lihat hasilnya saat panen nanti," ujarnya.

Pertanian modern adalah praktik pertanian yang menggunakan ilmu dan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas proses sekaligus mengurangi input sumber daya alam seperti lahan, air, dan energi. Pertanian modern juga melibatkan penggunaan berbagai mesin, rekayasa genetik, sistem informasi, dan lainnya.

Untuk itu, SYL meminta, pemanfaatan lahan dioptimalkan semaksimal mungkin, bahkan bisa tanam hingga empat kali setahun. "Disini harus bisa empat kali tanam, harus inovasi, semua harus kerjasama, offtaker, riset, petani milenial," harapnya.

Waspadai Iklim Esktrim 

SYL kembali menekankan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim. Fungsi peramalan OPT yang diemban oleh Balai Besar POPT menjadi sangat diperlukan pada kondisi seperti ini. "Peramalan hama dan penyakit harus jadi bagian dalam andil menghadapi segala situasi saat ini dan harus bisa mengamankan produksi pangan," lanjutnya. 

Di tempat yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan sektor pertanian perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan. "Kegiatan yang dilakukan hari ini adalah perwujudan dari  peningkatan produksi pangan dengan berbasiskan pertanian modern termasuk pengendalian hama dan penyakit, implementasi dari cara bertindak 1 dan 4 dari program Kementan," ujarnya.

Sejauh ini ada dua tantangan besar yang dihadapi sektor pertanian. Pertama adalah tantangan cuaca dan kedua adalah krisis pandemi. Namun keduanya bukan alasan untuk tidak berproduksi, mengingat pertanian sudah memanfaatkan kecanggihan teknologi dan mekanisasi.

Suwandi berharap BBPOPT sebagai unit pelayanan teknis di bawah Ditjen Tanaman Pangan bisa memberikan model peramalan hama penyakit dan proteksi tanaman pangan yang akan membantu dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim dan serangan OPT.

Reporter : Humas Ditjen Tanaman Pangan
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018