Penanaman benih [adi Hibrida Hipa 21 di Gunung Kidul
TABLOIDSINARTANI.COM,. Gunung Kidul---Padi hibrida diharapkan menjadi salah satu solusi peningkatan produksi padi. Upaya memperkenalkan petani terhadap padi tersebut dilakukan di Kabupaten Gunung Kidul dengan penanaman demplot.
Plt. Direktur Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Mohammad Takdir Mulyadi bersama Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul menyaksikan tanam demplot Benih Padi Hibrida varietas HIPA-21 produksi PT Tunas Wiji Inti Nayotama (PT. TWINN) di Kecamatan Ponjong, Gunung Kidul.
Takdir menyampaikan, Kementerian Pertanian ertanian terus mendukung inovasi teknologi untuk ungkit produktivitas padi. Padi hibrida terbukti sebagai salah satu terobosan peningkatan produktivitas padi secara nasional.
Melalui keunggulan sifat heterosis yang terdapat pada turunan pertama (F1), padi hibrida berpotensi menghasilkan minimal 20 persen lebih tinggi dibanding padi inbrida biasa.
“Kami berharap petani serius memanfaatkan demplot perbenihan padi hibrida ini, guna menghasilkan benih padi hibrida secara mandiri, insitu dengan produktivitas lebih tinggi dibanding padi inbrida atau lokal,” kata Takdir.
Secara terpisah, Rakimin, Direktur PT. Twinn mengungkapkan, pihaknya akan mengawal dan mendampingi lebih serius demplot perbenihan padi hibrida Hipa 21. Dari deskripsi varietas mempunyai potensi hasil hingga 11,11 ton/ha, bahkan potensi menjadi benih F1 mencapai 2 ton/ha.
Kelebihan lainnya, tekstur nasi pulen dan dapat dipanen saat berumur 113 hari setelah semai. Varietas ini agak tahan terhadap wereng coklat dan tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY, Sugeng Purwanto mendukung sepenuhnya kegiatan ini. Pengawas benih tanaman, POPT dan penyuluh serta instansi daerah yang terkait akan siap mengawal.
Sugeng juga meminta petani agar gerak cepat memanfaatkan musim hujan tahun ini untuk menghasilkan benih padi hibrida sendiri. “Ini merupakan kebanggaan petani Gunung Kidul,” katanya.
Riptanto Edi Widodo, petani di Kelompok Tani Sari Bumi mengaku, menanam benih padi hibrida ini merupakan pertama kalinya. Ia mengakui, berbeda dari tanam padi konsumsi maupun perbenihan padi inbrida, sekaligus nantinya menjadi tempat pembelajaran petani sekitar.
“Melihat kesuksesan panen benih padi hibrida di Rembang, saya ingin membuat benih padi hibrida sendiri,” kata Widodo dengan penuh semangat.