Petani Klaten gelar gerakan tanam kedelai | Sumber Foto:Tut Wuri
TABLOIDSINARTANI.COM, Klaten--- Kedelai menjadi salah satu komoditas yang dulu banyak ditanam petani di Klaten, Jawa Tengah. Tapi kini mulai ditinggalkan, karena petani menganggap kurang menguntungkan.
Guna membangkitkan kembali kedelai di kabupaten tersebut, pemerintah mencanangkan program Tunas Bangkit Kedelai. Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Yuris Tiyanto mengatakan, pemerintah menggelar gerakan tanam kedelai. Salah satunya di Desa Burikan yang bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta.
“Program ini memanfaatkan lahan sawah sekitar 200 ha. Demplotnya 10 ha berada di lahan desa Burikan. Petani kedelai di desa ini akan mendapatkan pendampingan serta pembinaan dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta,” kata Yuris saat pencanagan tunas bangkit kedelai dan gertam kedelai di Desa Burikan.
Pencanangan tunas bangkit kedelai di Desa Burikan diharapkan akan membangkitkan wilayah lain, khususnya di Kabupaten Klaten untuk kembali menanam kedelai berkelanjutan. "Hari ini juga, kami canangkan tunas bangkit kedelai. Ini kali pertama di Indonesia. Jadi, kita membangkitkan kedelai melalui Kabupaten Klaten, khususnya di Desa Burikan. Tunas bangkit kedelai ini akan mewakili kami untuk mengembangkan kedelai ke seluruh Indonesia," tutur Yuris.
Yuris berharap dengan gerakan ini akan kedelai dalam negeri akan bangkit guna mengurangi impor kedelai. Indonesia selama 25 tahun mengimpor kedelai karena produksi dalam negeri baru bisa memenuhi kebutuhan 30 persen.
Namun diakui, kebangkitan kedelai perlu dukungan stakeholders termasuk masyarakat dan media massa. Menyoal swasembada kedelai, pemeirntah menargetkan pada Tahun 2026.
Kegiatan tanam kedelai yang dipusatkan di lahan kelompok tani (Poktan) Marsudi Desa Burikan, Kecamatan Cawas ini merupakan program bantuan regular dari pemerintah seluas 70 hektar (ha). Petani Cawas di Kabupaten Provinsi Jawa Tengah melakukan gerakan tanam kedelai menggunakan alat tanam dorong sebagai upaya menghemat waktu tanam dan mengejar musim hujan.
Tut Wuri Handayani, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cawas mengatakan, bantuan yang diterima petani berupa benih kedelai varietas Grobogan, NPK non subsidi, pupuk hayati dan pestisida nabati. Tahun 2022 ini ada dua kelompok petani yang mendapatkan alokasi bantuan yakni Poktan Mardusi dan Poktan Mardi Tani masing-masing lahan seluas 35 ha.
Menurutnya, proses tanam dimulai dengan penyiapan lahan pasca tanam padi. Setelah selesai panen padi, puncak penanaman kedelai, baik program gertam maupun penanaman reguler dilaksanakan bulan Mei-Juni. ”Kita berharap target luasan tanaman kedelai pada musim tanam tahun ini bisa terpenuhi,” imbuh Wuri.
Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan, selama ini kendala pengembangan tanaman kedelai di Klaten, karena penurunan minat petani menanam komoditas bahan baku tahu tempe tersebut. Penyebabnya, harga jual yang sangat rerndah, hanya Rp 9.000/kg, padahal harga kacang hijau mencapai Rp 13.000/kg.
“Jadi rendahnya harga kedelai ini menurunkan minat petani menanam kedelai. Kami mengharapkan pemerintah pusat memberikan terobosan agar harga kedelai semakin stabil dan petani kedelai menjadi lebih sejahtera," kata Sri Mulyani.
Kementerian Pertanian tahun ini menargetkan areal tanam kedelai 350 ribu ha atau total 600 ribu ha dengan target produksi satu juta ton. “Jadi ke depan kami targetkan tanam kedelai sekitar 900 ribu ha," ujarnya.
Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai agar petani kembali tertarik menanam kedelai. Sebagai informasi tahun 2022 Kementerian Pertanian memfasilitasi pengembangan kedelai seluas 52 ribu hektar (ha).
“Tahun 2022 Kementerian Pertanian melakukan upaya menjamin ketersediaan kedelai, utamanya untuk mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga melalui fasilitasi pengembangan 52 ribu ha yang tersebar di 16 daerah,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursymasi mengatakan, kedelai adalah salah satu sumber pangan selain padi dan jagung yang digemari hampir semua lapisan usia.
“Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam, tenaga kerja milenial, inovasi dan teknologi yang tidak kalah dengan Negara lain, potensi ini jika kita gunakan dengan baik saya yakin mimpi kita mengembalikan swasembada kedelai akan tercapai,” kata Dedi.