Webinar Optimalisasi Cadangan Beras Pemerintah
Kondisi saat ini harga gabah/beras masih di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Data Bulog realisasi pengadaan tahun 2022 sampai Selasa (22/11) sebanyak 912 ribu ton. Jumlah tersebut menurut Epi, memang lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, tahun 2018 sebanyak 1,48 juta ton setara beras, tahun 2019 (1,2 juta ton) dan tahun 2020 sebanyak 1,256 juta ton.
Epi berharap, Bulog masih masih bisa mendapatkan penyarapan dalam negeri pada Desember 2022. Untuk itu, telah dilakukan komitemen dengan mitra kerja Bulog. “Dengan kerjasama ini diharapkan penyerapan beras Bulog bisa lebih dari tahun seblumnya untuk menjaga sampai panen berikutnya,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum Perpadi (Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia), Sutarto Alimoeso mengatakan, persoalan optimalisasi CBP bukan hanya jangka pendek, tapi jangka panjang. Apalagi sebagian besar yang memproduksi padi adalah petani kecil. Sedangkan yang memproduksi beras juga sebagian besar penggilingan padi kecil.
Baca Juga: Sisa Sebulan Harga jadi Tantangan Genjot CBP
Selain itu mantan Dirut Perum Bulog ini melihat surplus padi tidak cukup banyak. Pada tahun 2018 surplus produksi sebesar 4,37 juta ton, kemudian tahun 2019 sekitar 2,38 juta ton, lalu tahun 2020 sebesar 2,13 juta dan tahun 2021 hanya 1,3 juta ton dan tahun 2022 sebanyak 1,7 juta ton.
“Tidak semua provinsi surplus, hanya beberapa provinsi. Pengadaan pemerintah pun untuk daerah yang surplus besar, seperti Jatim, Jateng, Sulsel, dan Jawa Barat, baru Sumsel, NTB dan Lampung. Jadi tidak semua bisa menyediakan surplus untuk jadi cadangan pangan pemerintah,” tuturnya.
Karena itu, Sutarto yang juga pernah menjadi Dirjen Tanaman Pangan menyaranakan, dalam pengadaan atau penyerapan beras tidak bersamaan dengan operasi pasar. Pada kondisi produksi minus, seperti bulan-bulan ini, pemerntah harus melepas CBP, bukan malah melakukan pengadaan atau pembelian.
“Kalau bulan-bulan ini pengadaan tidak tepat, malah membuat harga naik. Dengan stok Bulog sebanyak 600 ribu ton, kalau kita keluarkan 200 ribu ton, saya rasa harga akan turun,” tuturnya. Jadi untuk memenuhi pengadaan CBP, ketepatan tempat dan waktu pengadaan serta mitra kerjanya sangat menentukan keberhasilan.