TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Musim tanam padi tengah berjalan di beberapa sentra produksi. Dengan kondisi iklim yang cenderung basah dan sulit ditebak, mengharuskan petani harus sejak dini mengantisipasi adanya serangan hama penyakit.
Gandhi Purnama, Koordinator Kelompok Substansi Pengendalian OPT Serealia, Direktorat Perlindungan Tanaman, Ditjen Tanaman Pangan mengatakan, untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman padi, pemerintah telah membuat standar dalam budidaya padi dari mulai pra tanam, tanam, masa vegetatif dan generatif.
“Kita sudah buat stanbdar dari pra tanam, tanam, vegetatif dan generatif. Pra tanam menjadi fase krusial saat tanam, sehingga harus ditangani sejak awal. Misalnya, kalau daerah tersebut endemis tikur, maka sebelum tanam lakukan gemboyak tikus,” tutur Gandhi.
Baca Juga: Cuaca-Tak-Menentu-Waspadai-Ledakan-OPT
Untuk itu ia mengimbau kepada petani agar sebelum tanam untuk melakukan kegiatan yang sifatnya pencegahan. Misalnya, petani bisa menanam refugia, olah tanah bajak singkal, mengkses prakiraan cuaca (BMKG), memetakan daerah endemis OPT (organisme pengganggu tumbuhan) dan rawan banjir/kekeringan dan normalisasi jaringan irigasi, penampung air, serta mendaftar AUTP.
“Jika kegiatan pra tanam tidak kita lakukan sebaik mungkin, maka kita akau melakukan kegiatan lebih keras lagi saat tanam, baik fase vegetatif dan generatif,” ujarnya saat Bimtek Antisipasi Serangan Penyakit di Musim Tanam Padi yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, Kamis (2/2).
Kebijakan PHT
Gandhi mengungkapkan, pemerintah telah menetapkan kebijakan perlindungan tanaman pangan. Pertama, pengendalian OPT dengan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Kedua, memprioritaskan teknologi ramah lingkungan melalui pendekatan pengelolaan agroekosistem dan spesifik lokasi.
“Jadi penggunaan pestisida kimia sintesis merupakan cara terakhir untuk pengendalian OPT di lapangan. Penggunaan pestisida kimia harus secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan OPT,” katanya. Dengan penggendalian ramah lingkungan, Gandhi berharap, sasaran pengamanan produksi tinggi, OPT tetap terkendali, produk juga lebih berkualitas, pendapatan petani meningkat dan lingkungan lestari.
Baca juga: Inilah-Penyebab-Timbulnya-Penyakit-Tanaman-Padi
Data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, OPT utama dengan luas serangan paling tinggi disebabkan penggerek batang padi (PBP) dengan luas terkena mencapai 87.813 ha. Sedangkan provinsi dengan luas terserang tertinggi adalah Jawa Barat dengan luas serangan 74.373 ha.
Sementara penyakit utama dengan luas serangan tertinggi adalah hawar dau bakteri (Kresek) yang disebabkan bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzae dengan luas serangan 48.430 ha. Provinsi dengan serangan tertinggi Jawa Barat dengan luas 13.257 ha.
“Gerakan pengendalian OPT merupakan upaya yang dilakukan untuk mengendalikan populasi atau intensitas serangan OPT pada tanaman pangan agar tidak menimbulkan kerusakan tanaman dan kehilangan hasil produksi,” tuturnya.
Sementara itu, Otong Wiranta, Ketua KTNA Jawa Barat mengatakan, anomali iklim bisa meningkatan serangan hama dan penyakit pada tanaman padi. Dengan meningkatnya serangan OPT akan mengurangi keuntungan petani, sehingga perlu antisipasi serangan sejak dini. Apalagi, biaya pengendalian hama yang tinggi, sehingga dapat menurunkan kualitas produksi.
Otong mengakui, pada dasarnya petani sudah mengerti perkembangan di lapangan, termasuk masalah hama dan penyakit tanaman padi. Namun dalam penanggulangan kurang efektif. Penyebabnya, petani tidak kompak dan mengikuti SOP, sehingga keberhasilan rendah.
”Jika petani bisa menerapkan SOP dalam budidaya padi kemungkinan serangan OPT akan rendah. Untuk itu, bagaimana petani bisa menerapkan PHT. Keberhasilan pengendalian hama berperan penting terhadap stablitas produksi,” katanya.
Solusi Terintegrasi
Sementara itu Rokhani Widodo, Product Development Manager PT. BASF Indonesia mengatakan, pihaknya telah memperkenalkan solusi yang terintegrasi, bukan hanya penanangan hama dan penaykit, tapi bagaimana mengelola hama penyakit secara baik agar menghasilkan produktivita padi yang tinggi. “Apalagi, kini kita mengenal pertanian presisi dan teknologi drone yang bisa sebarkan pupuk dan pestisida,” katanya.
Menurutnya, kendala dalam budidaya padi, bukan hanya OPT, tapi juga nutrisi, banjir dan kekeringan yang menyebabkan menjadi tantangan dalam budidaya padi. ”Kami memberikan solusi untuk petani di Indonesia melalui fungisida Seltima 100 CS. Ini bukan yang baru sudah diluncurkan sejak 2015. Fungsida ini spesial untuk serangan penyakit blas, bercak cokelat dan gabah kotor,” kata Widodo.
Manfaat lain fungsida ini ungkap Widodo, untuk tanaman padi adalah tidak hanya mengendalikan penyakit, tapi juga kesehatan tanaman. Misalnya, meningkatkan fotosintesis dan mengatasi stress tanaman akibat kekeringan. ”Selain penyakit terkendali, vigor tanaman juga terkendali,” tegasnya.
Aslih Srilillah, Crop Manager Filed Crop mengatakan, tanggung jawab pengendalian OPT bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga masyarakat, termasuk industri pestisida bagaimana membantu petani. Sebab, jika OPT tidak dikendalikan, maka akan berdampak pada penurunan hasil panen.
Dari hasil kajian internal BASF, menurut Aslih, dampak masing-masing penyakit akan menurunkan hasil rata-rata hingga 20-30 persen terhadap hasil optimal padi. Misalnya, jika produktivitas optimalnya 8 ton/ha, maka akibat serangan hawa pelepah akan menurunkan hingga 2 ton/ha.
”Begitu dampak jamur oncom, bisa menurunkan 2 ton dari potensi optimnal. Paling besar adalah bercak daun. Penyakit ini jarang mendapat perhatian petani, tapi kalau masif menyerang tanaman padi akan menurunkan hasil hingga 3 ton/ha,” katanya.
Aslih mengatakan, pihaknya mempunyai banyak produk untuk membantu petani. Beberapa inovasi, mulai dari herbisida untuk pengendalian gulma, penyakit dan bakteri. Untuk pengendalian penyakit ada tiga produk yang diperkenalkan yakni Besum E-lite, Seltima dan Cevya. ”Ini menjadi alternatif bagi petani untuk membantu mengendalikan jamur dan bakteri pada padi,” ujarnya.
Bagi Sahabat Sinar Tani yang ingin mendapatkan materi webinar bisa diunduh di link berikut ini.
Lin Materi : Materi Bimtek Antisipasi Serangan Penyakit Padi
Link e Sertifikat : E sertfikat BImtek Antisipasi Serangan Penyakit Padi