Gerdal WBC di Grobogan
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--Jika melihat potret serangan OPT di Indonesia pada tahun 2022 disandingkan tahun 2021 dan rata 5 tahun, maka serangannya lebih rendah. Secara nasional setidaknya ada tujuh OPT utama, yaitu PBP, WBC, tikus, blast, kresek, tungro dan kredil rumput/kerdil hampa.
Data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, total luas serangan OPT tahun 2022 mencapai 288.228 ha dan tahun 2021 seluas 332.546 ha, sedangkan rata-rata lima tahun sebesar 376.063 ha.
”Melihat perbandingan tahun 2021 dan rata 5 tahun, serangan OPT kita Tahun 2022 itu lebih rendah 13% terhadap 2021 dan lebih rendah 23 persen dari rata 5 tahun,” kata Gandi Purnama, Koordinator Kelompok Substansi Pengendalian OPT Serealia, Ditjen Tanaman Pangan.
Sementara dari sisi penanganannya hingga tidak terjadi puso mencapai 97,76 persen dari total terkena serangan. Artinya serangan yang terjadi di lapangan 90 persen bisa dikendalikan, sehingga tanaman tidak puso atau gagal panen. Tanaman padi yang puso akibat serangan OPT tahun 2022 mencapai 6.450 ha, lebih tinggi dari tahun 2021 seluas 3.915 ha dan rata-rata dalam lima tahaun seluas 6.014 ha.
”Jadi berdasarkan data yang kita terima dari POPT di lapangan pada tahun 2022 pusonya lebih tinggi dari 2021, meski serangannya juga lebih rendah dari tahun 2021 dan rata rata 5 tahun. Penyebabnya terjadinya puso di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan akibat serngan tungro yang terkendali,” kata Gandhi.
Namun menurut Gandhi, OPT lainnya relatif terkendali. Khusus OPT Tungro di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan relatif tidak terkendali karena terlambatnya penanganan vektor virus tungro yang menyerang tanaman padi. “Itulah potret OPT kita pada Tahun 2022 bila disandingkan dengan tahun 2021,” imbuhnya