Selasa, 29 April 2025


Hadapi El Nino, Pemda Karawang Rangkul PJT II Jatiluhur

25 Sep 2023, 13:08 WIBEditor : Yulianto

ekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Edi Suryana (kiri) bersama Pimpinan Perusahaan Tabloid Sinar Tani, Mulyono Machmur

TABLOIDSINARTANI.COM, Karawang---Karawang menjadi salah satu sentra produksi padi nasional. Namun di tengah perubahan iklim yang terjadi saat ini, petani di Kota Perjuangan tersebut tak luput dari imbas kemarau panjang. Pemerintah Daerah Karawang pun berupaya mengantisipasi dengan berbagai strategi.

Persoalan pasokan air ke area persawahan memang menjadi masalah utama dalam budidaya padi. Pasalnya, fenomena El Nino dapat membuat kondisi musim kemarau lebih kering. Mengantisipasi potensi kekeringan, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Edi Suryana mengatakan, pihaknya berupaya berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta (PJT) II, Jatiluhur.

“Sebagai langkah antisipasi, kami akan meningkatkan koordinasi dengan pihak PJT II dan instansi terkait lainnya dalam hal kecukupan air di saluran irigasi. Kita tetap berhubungan untuk mendapatkan informasi dimana lokasi kekeringan, mereka cepat tanggap untuk memberikan arahan pada petani juga,” kata Edi saat acara Ngobrol Asik (Ngobras) on the spot: Biar El Nino Menyengat, Petani Tetap Semangat yang berlangsung di Desa Jayamakmur, Kecamatan Kertajaya, Kabupaten Karawang, Selasa (12/9).

Edi mengakui, ada sejumlah area persawahan yang rawan terdampak kekeringan saat musim kemarau. Seperti area persawahan di wilayah utara dan selatan Kabupaten Karawang. Selain berkoordinasi dengan PJT II terkait pasokan air irigasi, pihaknya juga meminta petani menyiagakan pompa air. “Baik pompa air dari bantuan pemerintah maupun milik pribadi, itu harus disiapkan untuk mengantisipasi kelangkaan air pada musim kemarau,” kata Edi.

Edi pun mengimbau petani yang baru menanam padi untuk mengasuransikan usaha pertaniannya. Asuransi ini dapat memberikan perlindungan bagi petani apabila usaha padinya terdampak bencana, termasuk kekeringan. “Ke depan, kami ingin ada pembuatan embung di wilayah Karawang selatan dan wilayah Karawang utara. Sekarang kami masih berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait dengan rencana pembuatan embung itu,” katanya.

Ia berharap, keberadaan embung sebagai tempat penampungan air itu dapat membantu petani untuk menanam padi di musim kemarau, terutama daerah tadah hujan. Terlebih yang sawahnya tadah hujan, saat musim kemarau ini ada sejumlah sawah di selatan Karawang yang tak ditanami karena kesulitan pasokan air. ”Ada ratusan hektare sawah yang sudah tidak bisa ditanami pada musim kemarau ini karena sulit mendapatkan air untuk mengairi area sawah,” ungkapnya.

Sawah yang tak bisa ditanami itu, antara lain berada di wilayah Kecamatan Pangkalan, Tegalwaru, dan Kecamatan Telukjambe Barat. Sebelumnya, DPKP melaporkan ada sekitar seribu hektar sawah yang terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih pada musim kemarau. Area sawah yang kekeringan tersebar di sejumlah kecamatan. Terbanyak disebut di wilayah Kecamatan Banyusari dan Pakisjaya. ”Kita punya beberapa lokasi yang bisa dibuat embung dan sudah mulai digali di beberapa daerah yang mulai kekeringan itu,” katanya.

Kepada petani, Edi menghimbau, saat musim kemarau agar tidak menanam dulu, terutama wilayah yang sudah terdeteksi akan terancam kekeringan. Untuk daerah irigasi, ia melihat kondisi air masih cukup untuk kebutuhan pertanaman padi. ”Saya melihat air kita masih cukup. Untuk lokasi yang akan kekeringan kalau tidak ada hujan, tolong jangan tanam dulu,” katanya. 

Reporter : Echa
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018