TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta----Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras tahun 2024 bisa mencapai 35 juta ton. Dengan jumlah tersebut, pasokan beras di dalam negeri akan aman. Kelebihan beras tersebut bisa diserap Perum Bulog.
”Setelah ini, saya akan keliling ke enam lokasi bersama Dirjen terkait dan Direktur Pupuk Indonesia untuk memastikan November siap tanam karena beberapa wilayah sudah mulai hujan. Ini nanti menjadi kunci sukses kita pada musim tanam pertama,” kata Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi saat Penandatanganan Pakta Integritas Pejabat Eselon 1 dan 2 Kementerian Pertanian di Jakarta, Kamis (12/10).
Arief menilai, jika produksi beras nasional hanya 31,5 juta ton, maka surplus beras masih sedikit hanya 1,3 juta ton. Karena itu, produksi beras harus ditingkatkan menjadi 35 juta ton agar surplusnya berlimpah. Untuk itu, ia meminta jangan menyalahkan cuaca sebagai kendala meningkatkan produksi padi. Namun bagaimana memanajemen cuaca agar produksi bisa dinaikkan. ”Kalau produksi beras kita bisa 35 juta ton baru top. Tapi kalau 31,5 juta ton pas-pasan,” ujarnya.
Arief yang juga Kepala Badan Pangan Nasional ini menegaskan, nantinya data produksi hasil KSA BPS harus menjadi patokan dalam melihat produksi padi nasional. Selama ini ia menilai ada perbedaan cara melihat surplus beras yang mencapai 1,3 juta ton.
Produksi padi menurut Arief tidak merata sepanjang tahun. Sebanyak 70 persen produksi padi berada pada semester 1 dan 30 persen di semester 2. Karena produksi padi pada semester 1 cukup banyak, penggilingan padi tidak ada yang rebutan untuk membeli gabah petani.
Tapi pada semester 2, terutama 3 bulan terakhir produksinya di bawah semester 1, sehingga di lapangan terjadi rebutan gabah di petani. Kondisi tersebut membuat harga gabah naik hingga Rp 7.300-7.500/kg.
“Petani memang senang karena harag tinggi, tapi imbasnya ke konsumen harga beras naik,” katanya. Untuk itulah lanjut Arief, fungsi pemerintah menggelotorkan beras yang ada di Bulog ke masyarakat. Ke depan, pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan Perum Bulog untuk menyerap dan menyimpan gabah petani saat musim panen raya.
Saat ini Arief mengatakan, stok beras cadangan pemerintah cukup aman. Perum Bulog masih ada sebanyak 1,7 juta ton. Selain itu, sok beras di masyarakat juga banyak. ”Lihat saja, sekarang di rumah tangga masih ada beras, di pasar juga ada beras,” katanya.