Senin, 04 Desember 2023


Kejar Musim Tanam, Mentan Kebut Tanam di Lahan Rawa

14 Nov 2023, 11:17 WIBEditor : Yulianto

Kalender tanam lahan rawa | Sumber Foto:Dok. Prof. Rujito

TABLOIDSINARTANI.COM, JAKARTA---Mengejar musim tanam yang mulai berlangsung di beberapa daerah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman langsung tancap gas. Usai rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Amran langsung menggelar rapat koordinasi optimalisasi lahan rawa di Sumatera Selatan yang merupakan salah satu wilayah dengan lahan rawa pasang surut dan lebak cukup luas.

Dalam rapat tersebut Mentan Amran mengingatkan untuk urusan petani tidak boleh main-main. Karena itu bagi bupati dan kepala dinas yang hadir bisa langsung mengusulkan bantuan untuk petani yang berlokasi di lahan rawa. Bagi yang tidak hadir, ia menganggap pemerintah daerah tidak serius. “Bagi kadis yang tidak hadir, tolong dicoret saja bantuannya pak dirjen, berarti tidak serius, saya kesini mau bantu, tapi dia tidak mau dibantu," tegasnya.

Dalam rakor tersebut tercatat usulan dari kabupaten seluas 128 ribu hektar (ha) yang akan dapat bantuan langsung dari Kementan untuk optimalisasi rawa. Luasan optimalisasi lahan tersebut menjadi yang terbesar di Indonesia. Hitungannya, jika bisa panen 2 kali setahun dengan rata-rata panen 5,4 ton/ha berarti akan ada produksi sebanyak 1 juta lebih ton gabah yang bisa dihasilkan atau 500 ribu ton beras. "Ini baru satu provinsi, rencananya kita akan garap seperti ini di 10 provinsi," ujarnya.

Karena itu, Amran akan mendorong lahan yang indeks pertanaman padi masih 1 kali (IP 100) didorong menjadi 2 kali (IP 200). Sedangkan yang sudah dua kali tanam naik menjadi tiga kali tanam. Untuk mendukung rencana tersebut, Kementerian Pertanian akan menyiapkan pupuk dan alat mekanisasi seperti traktor, escavator dan combine harvester agar gerakan pertanaman di lahan rawa bisa lebih masif.

Data KSA BPS luas panen padi di Sumsel setiap tahunnya mencapai 510.000 hektar dari luas baku sawah (LBS) 470.000 ha, sehingga ada potensi meningkatkan Indek Pertanaman (IP) hingga IP 200 dan IP300, bahkan di beberapa lokasi bisa lebih tinggi lagi.

Belum Tergarap Optimal

Peneliti Center of Excellence Peatland Conservation Productivity Improvement Universitas Sriwijaya, Prof Dr Ir H Rujito Agus Suwignyo Magr mengakui, potensi lahan rawa yang besar di Indonesia belum dimanfaatkan secara penuh untuk meningkatkan produksi pertanian.  Ada tiga tipe lahan rawa yakni, lahan rawa lebak pematang,  tengahan dan dalam. Di Sumatera Selatan menurutnya, luas lahan baku sawah sebesar 470 ribu ha dan 72,6 persen merupakan lahan rawa.

“Jadi memang kami di Sumsel itu sangat tergantung dengan lahan rawa. Beberapa mulai dibangun infrastruktur seperti saluran irigasi, baik  primer, sekunder, tersier maupun kuarter sudah, bahkan sudah menunjukkan hasilnya. Ada pengusaha yang berhasil menggarap lahan rawa pasang surut dan bisa panen tiga kali setahun,” tuturnya.  

Namun Rujito mengakui, IP masih rendah rata-rata hanya IP 100, sehingga masih bisa ditingkatkan menjadi IP 200. Memang menurutnya, tantangan budidaya padi di lahan rawa pasang surut adalah bagaimana meningkatkan indeks pertanaman. Beberapa wilayah di Sumatera Selatan seperti Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin sudah ada yang IP 200, bahkan IP 300.

“Dengan potensi seluas itu dan kemudian kita kalikan dua kali dalam setahun, mungkin dengan produktivitas 4-5 ton/ha, hasilnya akan signifikan,” tegasnya. Namun Rujito mengakui, budidaya padi di lahan rawa berbeda dengan lahan sawah dan tadah hujan. Umumnya petani di daerah rawa, khususnya lahan rawa lebak pematang, baru bisa menanam padi pada Maret atau akhir musim hujan dan musim tanam kedua pada Oktober-November.

“Kalau sekarang mungkin belum bisa, karena ada kemarau panjang. Mungkin November atau awal Desember baru masuk musim tanam. Biasanya petani lahan rawa baru mulai tanam saat air mulai surut,” katanya.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018