Sabtu, 26 April 2025


Penyangga Pangan IKN, Kementan Hidupkan Lahan Rawa Kalsel

18 Nov 2023, 18:02 WIBEditor : Yulianto

Mentan Amran Sulaiman saat berada di lahan rawa Kalsel

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Banjarmasin---Kementerian Pertanian menghidupkan kembali lahan rawa di Kalimantan Selatan sebagai lumbung pangan. Diharapkan nantinya dapat menjadi penyangga pangan di Ibu Kota Negara (IKN).

Saat Rapat Koordinasi Upsus Akselerasi Produksi Padi dan Jagung di Lahan Sawah dan Optimasi Rawa Mineral di Kalimantan Selatan 2023-2024, Jumat (17/11), Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, Provinsi Kalsel memiliki potensi lahan rawa untuk dibangun dan dioptimalisasi menjadi lahan pertanian seluas 206 ribu ha.

Untuk itu, akselerasi peningkatan produksi padi dan jagung di Kalsel adalah sebuh keharusan karena potensi lahan tersebut dapat menyediakan pangan yang besar, baik untuk penopang pangan nasional khususnya menyuplai kebutuhan Ibu Kota Negara (IKN) dan meningkatkan kesejahteraan petani bahkan kedepan dapat diekspor.

"Luasnya yang kita putuskan tadi 206 ribu ha. Ini lahan rawa. Semua insyaAllah peralatan, benih, pupuk kami siapkan dari pusat. Awalnya ragu-ragu dikit, ternyata setelah saya tongkrongi 2 hari insyaAllah bisa 206 ribu hektar dan ini menjadi penopang pangan nasional," jelasnya.

Nantinya, kata Amran, lahan rawa di Kalsel  sekaligus penopang pangan IKN dan nanti kedepan ini digunakaan untuk short time dan long time. "Short timenya mengurangi impor, dan long timenya mempersiapkan IKN," ujarnya.

Adapun target luas tanam padi di Kalsel seluas 237.997 hadengan target produktivitas di tahun 2023 sebesar 3,94 ton/ha dan tahun 2024 sebesar 4,28 ton/ha. Sementara untuk peningkatan produksi jagung, penanaman jagung di Kalsel tahun 2024 ditargetkan seluas 35.000 ha. 

Optimalisasi lahan rawa tersebut sebagai upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi dan jagung untuk menekan impor dan mengembalikan swasembada yang pernah diraih sebelumnya tahun 2017 hingga 2020. Salah satu terobosanya dengan mengoptimalkan lahan rawa menjadi lahan produktif yang potensinya di Indonesia mencapai 10 juta ha.

Perlu diketahui, Kementan di tahun 2023 menargetkan produksi beras sebesar 32 juta ton dan jagung 16 juta ton. Sementara di tahun 2024, produksi beras ditargerkan 34 juta ton dan jagung 18 juta ton.

 

Amran mengakui, dampak perubahan iklim terhadap pertanian sangat berbahaya. Jika sawah tadah hujan 1 juta haditanami padi, lalu tiba-tiba tidak ada hujan dan terjadi gagal panen, maka ada kerugian Rp 12 triliun dan ada petani yang alami kerugian  12 juta orang.

"Inilah pentingnya kita akselerasi optimasi lahan rawa di Kalimantan Selatan ini, Sumatera Selatan, kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan. Kita pastikan sumber air, bibit dan pupuknya," kata Mentan Amran. 

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan, Upsus peningkatan produksi padi diantaranya melalui mekanisasi percepatan tanam, penggunaan benih unggul, meningkatkan penggunaan pupuk non subsidi atau hayati dan memperbaiki pengelolaan tata kelola air irigasi.

Selanjutkan dengan meningkatkan bimbingan teknis (bimtek) dan frekuensi penyuluhan, penerapan teknologi budidaya dan integrated farming, penerapan jeda waktu panen ke tanam maksimal 15 hari, mempermudah akses KUR untuk modal dan mekanisasi, menjalin kemitraan dengan off taker.

Di Kalsel menurut Suwandi, ada sekitar 290 ribu ha lahan rawa. Sebagian besar atau 55 persen yakni 160 ribu ha merupakan rawa mineral dan sekitar 15 ribu ha atau 15 persen irigasi teknis dan sisanya lahan tadah hujan.

"Dengan program Upsus ini, kita dorong Kalsel naik kelas. Kalsel sekarang ini peringkat 12 daerah penghasil beras, produksi berasnya 835 ribu ton. Ini naik kelas karena sebelumnya peringkat 13," katanya.

Sementara itu, Sekda Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar mengapresiasi upaya akselerasi produksi padi dan jagung di Kalsel yang tengah dilakukan Kementerian Pertanian. Pasalnya, pertanian merupakan sektor strategi penopang pertumbuhan ekonomi, yakni berdasarkan data BPS, kontribusinya sebesar 11,4% terhadap perekonomomian Provinsi Kalsel.

"Kami berharap kerja sama yang baik dapat terus terjalin dalam mewujudkan ketahanan pangan melalui optimasi produksi di kalsel. Kalsel memiliki lahan sawah dan rawa yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka optimasi di produksi padi dan jagung. Kami berkomitmen untuk mendukung program strategis Kementan untuk mewujudkan akselerasi produksi pangan melalui optimalisasi lahan sawah dan lahan rawa," tutur Roy.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018