TABLOIDSINARTANI.COM, Grobogan--- Banjir yang melanda Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengakibatkan terendamnya 4.309 hektar (ha) sawah. Kementerian Pertanian siap berkoordinasi dengan daerah setempat untuk melakukan mitigasi meredam dampak terjadinya puso.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya siap membantu proses mitigasi banjir di Grobogan. Apalagi kabupaten tersebut menjadi salah satu wilayah penyangga pangan dan kawasan pertanian nasional yang harus dipulihkan dengan kekuatan penuh.
“Grobogan salah satu kabupaten subur yang berpotensi mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," ujar Mentan Andi Amran, Sabtu (10/2).
Karena itu, Kementan menekankan upaya bantuan benih bagi lahan yang puso akibat banjir. “Kami telah menginstruksikan jajaran untuk selalu siaga dan memantau perkembangan banjir di Grobogan, apabila ada yang gagal tanam dan lahan yang puso maka bantuan bibit akan segera kami luncurkan ke wilayah terdampak,” ujar Mentan.
Untuk lahan puso dan tanaman yang mengalami rusak, Amran memastikan bahwa Kementan memberikan bantuan benih gratis. Termasuk bagi yang diasuransikan, pihaknya akan membantu proses klaim asuransinya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, punya program komprehensif terkait mitigasi.
"Pemerintah akan menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir. Silakan pemda koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika masih terdapat genangan di sawah," kata Ali Jamil.
Kementan minta Dinas Pertanian Daerah untuk mendorong petani mengikuti AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). Pemerintah memberikan bantuan subsidi premi asuransi tani sebesar Rp 144 ribu/ha. “AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah banjir atau kekeringan bisa mendapatkan ganti rugi. Selain itu, petani juga bisa langsung melakukan tanam lagi setelah genangan air teratasi. “Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu/ha/musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta/ha,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto menyatakan, akan mendata wilayah mana saja yang memiliki kemungkinan mengalami puso. Ia menilai jika sawah padi milik warga itu hanya terendam selama 2-3 hari tidak mungkin terjadi puso. "Estimasi terendam itu 7 sampai 10 hari baru bisa diidentifikasi apakah sawah itu puso atau tidak," ujar Sunanto.
Sunanto berencana mengajukan bantuan benih ke Kementerian Pertanian untuk masa tanam berikutnya bagi warga yang sawahnya terendam banjir. "Kita menggunakan acuan 15 kg per hektar sawah yang terendam untuk memberikan bantuan," katanya.
Lebih lanjut ia mengimbau warga agar mendaftarkan lahan sawahnya ke asuransi usaha tani padi (AUTP). "Sehingga ketika gagal panen petani bisa mengklaim asuransi. Saat ini juga sedang dilakukan pendataan terkait petani yang sudah terdaftar asuransi," pungkasnya.