Sabtu, 14 September 2024


Muara Telang, Sentra Padi yang Terisolir

21 Peb 2024, 11:30 WIBEditor : Yulianto

Mengangkut hasil panen dengan menggunakan perahu | Sumber Foto:julian

TABLOIDSINARTANI.COM, Banyuasin---Muara Telang, salah satu kecamatan di Kabupaten Banyuasin ternyata menyimpan potensi besar sebagai lumbung pangan. Sayangnya, daerah yang penduduknya sebagian besar adalah transmigrasi ini masih terisolir. Sudah seharusnya, pemerintah perlu turun tangan lebih jauh mengingat Muara Telang kini merupakan pemasok produksi padi terbesar di Banyuasin.

Tidak mudah menuju Kecamatan Muara Telang, terutama Desa Mukti Jaya. Untuk mencapai Desa Mukti Jaya, dari Palembang, ibukota Sumatera Selatan, Senin (29/1), harus menggunakan kapal boat atau Taxi Air dengan jurusan Jalur 8 Telang, melalui terminal BKB (Benteng Kuto Besak).

Menyusuri Sungai Musi, diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk sampai di dermaga kecil yang ada di Kecamatan Muara Telang. Dari dermaga, dilanjutkan dengan kendaraan bermotor melewati jalan yang lumayan rusak parah.  Saat musim hujan, pengendara harus ekstra hati-hati, karena jalannya licin. Jika ada mobil, maka jumlahnya sangat terbatas. Umumnya mobil pick up yang digunakan mengangkut produk hasil pertanian.

Di balik minimnya infrastruktur tersebut, Kecamatan Muara Telang menyimpan potensi pertanian cukup besar. Camat Muara Telang, Alex Suarman disela-sela Panen Raya Perdana Program Kemitraan PT WPI di Desa Mukti Jaya bercerita, di Kecamatan Muara Telang terdapat 16 desa dengan luas lahan pertanian mencapai 23 ribu hektar (ha). Mayoritas atau 80 persen masyarakat didominasi Suku Jawa yang berasal dari transmigrasi. Suku lainnya ada Sunda dan Bali.

Menurut Alex, wilayah Kecamatan Muara Telang pertama kali dibangun tahun 1988. Saat itu, daerah transmigrasi tersebut masih berupa hutan. Para transmigran kemudian menebangi hutan dan kayunya untuk membuat rumah dan dijual. ”Setelah 36 tahun kemudian, lahan tersebut telah berubah menjadi lahan pertanian,” ujarnya.

Namun demikian, Alex mengungkapkan, pertanian di Kecamatan Muara Telang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Awalnya, masyarakat menggarap lahan pertanian dengan cara tanam berpindah. Di mulai dari mencangkul lahan, semai dan tandur. Cara bertani seperti ini, panen baru bisa dilakukan 6 bulan kemudian.

Kemudian, sistem bertani berubah. Masyarakat melakukan semai terlebih dahulu, kemudian olah lahan, rawat dan panen. Kegiatan tersebut berlangsung selama 4,5 bulan untuk bisa panen. Lalu, di era tahun 1990-an, masyarakat Kecamatan Muara mulai mengenal sistem tabela (tanam benih langsung). Namun saat bertani, mereka cenderung tanpa mengolah lahan.

”Kini cara bertanam padi petani telah berubah, meski tetap dengan cara tabela, tapi petani terlebih dahulu mengolah lahan. Cara ini petani bisa panen dalam waktu 100 hari,” katanya. Bahkan lanjut Alex, petani sudah bisa panen tiga kali (padi-padi-palawija) dalam setahun. Kecamatan Muara Telang saat ini menjadi salah satu pemasok produksi padi terbesar di Banyuasin.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banyuasin, Sarip mengungkapkan, luas lahan pertanian di Banyuasin mencapai 174.371 hektar (ha). Dari luasan itu, lahan rawa pasang surut mencapai 150.643 ha dan rawa lebak 23.728 ha. ”Di Banyuasin sekarang ini luas tanam selama setahun sekitar 189.410 ha dan rata-rata IP belum mencapai 200. Petani yang sudah IP 200 hanya sekitar 1,3 persen,” tuturnya.

Sedangkan produksi padi di Banyuasin tahun 2023 sebanyak 915.784 ton gabah kering giling (GKG). Dengan produktivitas rata-rata 5,1 ton/ha dan produksi beras sekitar beras 525.873 ton. Artinya, Kabupaten Banyuasin surplus beras sebanyak 455.941 ton, karena konsumsinya hanya 69.931,5 ton.

”Tahun 2024 kita menargetkan produksi padi sebanyak 1,2 juta ton GKG. Kita harapkan bisa tercapai apalagi sekarang petani sedang semangat, karena harga gabah mencapai Rp 7.000/kg,” katanya.

Kabupaten Banyusain menjadi produsen padi terbesar keempat nasional. Baca halaman selanjutnya?

 

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018