Presiden Jokowi menganggap harga beras yang berada di atas harga normal saat ini disebabkan belum masuknya hasil panen. Selain itu, jalur distribusinya juga terganggu banjir di sejumlah daerah seperti di Demak dan Grobogan.
"Tapi saya kira sudah diselesaikan lewat pengiriman dari Bulog juga ke daerah, Bulog ke Pasar Induk Cipinang, saya kira dalam seminggu-dua minggu ini (harga) berasnya akan sedikit turun, sambil menunggu panen. Sudah, pokoknya pasar minta berapa pun, beri. Daerah minta berapa pun, beri, baik yang SPHP maupun yang komersial," ungkapnya.
Presiden Jokowi juga menepis anggapan kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah. Pemberian bantuan pangan kepada masyarakat justru merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengendalikan harga beras dengan meningkatkan suplai di masyarakat.
"Tidak ada hubungannya sama sekali dengan bantuan pangan beras, tidak ada hubungannya sama sekali (kenaikan) harga. Karena justru ini yang bisa mengendalikan, karena suplainya lewat bantuan sosial ke masyarakat, sehingga justru menahan harga tidak naik. Kalau enggak, justru melompat. Ini rumus supply dan demand. Kalau supply-nya diberikan dan terdistribusi dengan baik, otomatis harga akan terkendali," jelasnya.
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Khrisnamurti yang mendampingi Presiden RI mengatakan, saat ini Bulog secara rutin memasok Beras SPHP ke Pasar Induk Beras Cipinang, retail modern, pasar tradisional dan saluran distribusi lainnya. Dengan ketersediaan beras SPHP, Bulog akan terus menggelontorkan Beras SPHP ini ke berbagai saluran distibusi guna memastikan kebutuhan masyarakat tercukupi.
Selain beras SPHP. Pemerintah melalui Perum BULOG juga kembali menyalurkan Bantuan Pangan Beras ke KPM setelah sebelumnya sempat dihentikan sementara pada masa tenang Pemilu. Hal ini sebagai upaya menghindari adanya politisasi terhadap program pemerintah ini.
Bayu juga menegaskan, dengan disalurkannya kembali bantuan pangan beras pasca Pemilu ini sebagai bukti nyata program tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan agenda politik tertentu. Bantuan pangan ini merupakan salah satu instrumen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga beras yang mengalami kenaikan karena belum masuk musim panen. “Kami dapat pastikan tujuannya adalah membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang membutuhkan,” katanya