Mentan Andi Amran Sulaiman saat kunjungan kerja ke Desa Sumber Hidup, Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Sumsel
TABLOIDSINARTANI.COM, Banyuasin--- Kementerian Pertanian mendorong optimalisasi lahan rawa guna mengejar peningkatan produksi beras. Upaya ini melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dengan menggunakan varietas unggul baru (VUB) padi yang adaptif, dipadukan dengan mekanisasi pertanian untuk rawa.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, untuk tahun 2024 di wilayah Sumsel ada lahan kurang lebih 100 ribu hektar (ha) yang akan bisa menjadi pertanian modern. Jika sebelumnya produktivitas padi hanya 5 ton/ha, maka nanti setelah optimalisasi mencapai 10 ton/ha.
"Dengan modernisasi, biayanya turun hingga 50-60 persen karena menggunakan mekanisasi," kata Amran saat kunjungan kerja di Desa Sumber Hidup, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan(Sumsel), Jumat (1/3).
Mentan Amran mengatakan, salah satu sasaran utama optimalisasi lahan rawa di Sumsel yakni meningkatkan indeks pertanaman yang masih rendah yakni dari 1 menjadi 3 kali dalam setahun. Dengan demikian, kedepan akan ada tambahan produksi beras sebesar 1-2 juta ton, khusus dari Sumsel.
Dengan cara ini, Amran berharap bisa menyelesaikan 30 persen persoalan negara. khususnya masalah impor beras, hanya dari Sumatera Selatan. Artinya, lokasi yang sedang dikembangkan di Sumsel akan menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional.
Selain itu, dalam peningkatan produktivitas pangan, Mentan mengatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas diputuskan bahwa kuantum pupuk subsidi tahun 2024 naik dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.
“Jadi petani tidak perlu khawatir untuk segera melakukan pertanaman. Karena pupuk sudah ditambah menjadi dua kali lipat. Dalam 3 bulan kedepan saya mengajak petani Sumsel segera tanam, benihnya akan kita berikan gratis namun jika setelah 3 bulan tapi tidak tanam maka kesempatan ini hangus,” tuturnya.
Bersamaan, Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan, Sumatera Selatan memiliki lahan rawa seluas 3,36 juta ha. Lahan rawa pada umumnya mempunyai keunggulan spesifik antara lain dapat menghasilkan saat musim kemarau (off season) ketika agroekosistem lainnya seperti sawah irigasi dan tadah hujan mengalami kekeringan.
“Kegiatan yang dapat dilakukan di lahan rawa adalah pengembangan infrastruktur air dan lahan, mekanisasi pertanian pra tanam dan pasca panen, serta penyediaan sarana produksi,” kata Agus.
Agus mengakui, peningkatan produksi pangan di lahan rawa memang belum dilakukan secara optimal. Untuk itu program optimalisasi lahan rawa dari Kementerian Pertanian sangat membantu petani dalam meningkatkan produktifitas padi dan kesejahteraan petani Sumsel.
“Pak Menteri tiga bulan awal ini kami akan optimalkan 100 ribu ha. Lahan kita cukup luas dan kita siap garap lebih luas lagi lahan rawa yang ada . Terima kasih Pak Menteri sudah bekerja keras menjadikan Sumsel sebagai penyangga pangan nasional,” ucap Agus.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian (PSP Kementan) Ali Jamil menyampaikan, total luas lahan sawah rawa di Sumatera Selatan mencapai 340.486 ha. Pada tahun 2024 ini kegiatan optimasi lahan rawa seluas 98.400 ha yang berada di Kab.Banyuasin 22.000 ha, Kab. Ogan Komering Ilir 65.000 ha, Kab. OKU Timur 5.000 ha, Kab. Ogan Ilir 4.000 ha, dan Kab Muara Enim 2.400 ha.
“Dukungan kegiatan optimasi lahan rawa kita lakukan melalui penyusunan dokumen Survei Investigasi Desain (SID), pembangunan atau rehabilitasi infrastruktur air dan lahan, dan pengolahan tanah hingga tanam,” kata Jamil.