TABLOIDSINARTANI.COM, Wajo---Integrasi padi gogo dengan tanaman perkebunan menjadi alternatif perluasan areal tanam. Di Kabupaten Wajo, penanaman padi gogo secara tumpangsari di lahan perkebunan kelapa ditargetkan seluas 1.899 ha.
Jakup Ginting, dari Direktorat Tanaman Semusim dan Tahunan, Ditjen Perkebunan, Kementan pada kegiatan pencanangan penanaman padi gogo seluas 3 hektar di lahan kelompok tani Mattirotengnga, Desa Salotengnga, Kecamatan Sabangparu, Wajo, Minggu (10/3) mengatakan, Sulawesi Selatan memiliki potensi dalam mendukung program penanaman padi gogo secara tumpangsari dengan komoditas perkebunan .
Setidaknya ada 26.235 ha lahan yang terdiri dari 7.448 ha tumpangsari dengan kelapa sawit dan 18.787 ha tumpangsari dengan kelapa. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki tanaman kelapa seluas 95.080 hadan kelapa sawit seluas 88.687 ha.
"Namun memang tidak seluruhnya dapat ditanamani tumpangsari dengan padi gogo. Khusus untuk kabupaten wajo ditargetkan seluas 1.899 ha tumpangsari dengan tanaman kelapa," katanya.
Jakup menjelaskan, program padi gogo tumpang sari dengan tanaman perkebunan untuk mendukung stok pangan secara nasional, terutama beras. Untuk menjaga ketersediaan dan neraca bahan pangan, perlu dilakukan upaya khusus untuk meningkatkan produksi pangan khususnya padi secara cepat dan tepat.
Untuk mendukung program penanaman padi gogo secara tumpangsari dengan komoditas perkebunan, Kementan mendorong pemerintah daerah beserta Muspida antara TNI dan POLRI dan stakeholder. Khususnya membantu dan menyiapkan Calon Petani/Calon Lahan (CP/CL) penanaman padi gogo di Kabupaten Wajo seluas 1.899 ha.
"Kami menyampaikan terimakasih dan memberikan apresiasi atas dukungan dari jajaran pemerintah Kabupaten Wajo serta seluruh pihak terkait yang telah mendukung terlaksananya pencanangan penanaman padi gogo tumpangsari dengan komoditas perkebunan," katanya.
Kementan berharap terus terjalin kerjasama dan kolaborasi untuk suksesnya Perluasan Areal Tanam Padi Gogo di Sulawesi Selatan khususnya Wajo. Pada pencanangan penanaman ini, Kementan pun menyerahkan benih padi gogo lokal serta bantuan benih kelapa dan kakao tahun 2024.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo, M. Ashar mengatakan program penanaman padi gogo integrasi kelapa sangat membantu peningkatan ekonomi pertanian. Pasalnya hingga saat ini petani/pekebun di Kabupaten Wajo belum sepenuhnya mendapat informasi bahwa penanaman padi gogo dapat dilakukan secara tumpangsari dengan tanaman pekebunan.
"Kehadiran program ini sangat bermanfaat bagi petani. Tumpangsari padi gogo dengan tanaman perkebunan dapat menambah pendapatan petani karena potensi produksi nya mencapai 4 sampai 5 ton per hektar," katanya.