Menteri Pertanian Amran Sulaiman panen jagung
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Kementan menjaga harga jagung stabil saat panen dengan melibatkan GPMT, Pinsar, Satgas Pangan, dan Pemerintah Daerah, salah satunya dengan memaksimalkan Serapan Jagung.
Johan Roy, perwakilan GPMT dan pemilik pabrik pakan, menyatakan bahwa saat ini penyerapan jagung sedang berjalan optimal, khususnya selama masa panen puncak.
Panen jagung sedang berlangsung di berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Medan, dan Lampung, dengan perkiraan panen di wilayah Jawa Timur dan Sulawesi akan segera dilakukan.
"Di puncak panen, kami akan menyerap hingga 800 ribu ton, dari biasanya 600 hingga 700 ribu ton. Bahkan, kami pernah menyetok hingga 1,2 juta ton per bulan," ujar Johan setelah Rapat Koordinasi tentang jagung bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Perwakilan Pinsar, Athung, menyambut baik kebijakan Kementan untuk menghentikan impor jagung untuk sementara. Menurutnya, penyerapan stok jagung panen bulan Maret dan April ini harus dilakukan dengan baik untuk menjaga stabilitas harga jagung di masa mendatang.
"Saya setuju untuk menghentikan impor, namun pemerintah harus terus memantau. Saat ini adalah masa panen besar, kita perlu mempertahankan stok jagung hingga Agustus-September. Peran pemerintah, khususnya Bulog, sangat diperlukan untuk memantau jagung," ujar Athung.
Sementara itu, Perwakilan Satgas Pangan, Kombes Pol. Hermawan, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mempercepat distribusi jagung ke berbagai daerah untuk memastikan penyerapan berjalan lancar.
Satgas telah memberikan himbauan kepada pemerintah daerah untuk memudahkan akses truk kecil yang mengangkut bahan pangan.
"Dengan penyerapan maksimal, petani akan merasa senang karena jagung terserap dengan baik dan harga tetap stabil. Kami akan terus memonitor untuk memastikan jagung terserap dengan harga yang wajar," tutup Hermawan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) menyatakan bahwa saat ini sedang berlangsung panen raya jagung di berbagai daerah, sehingga stok dalam negeri melimpah.
Banjirnya stok jagung ini mempengaruhi penurunan harga di pasaran, sehingga pemberlakuan Harga Acuan Pembelian (HAP) diperlukan untuk menstabilkan harga jagung.
"Langkah pertama adalah mengunci impor jagung. Kami tidak akan lagi memberikan rekomendasi untuk impor. Kedua, Bulog akan sinergi dengan melakukan penyerapan jagung dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 4.200/kg," ungkapnya.
Selanjutnya, langkah yang perlu dilakukan adalah penyerapan surplus jagung oleh para pemangku kepentingan.
Dalam hal ini, kerjasama dengan GPMT, Pinsar, dan pemerintah daerah akan dilakukan untuk mengoptimalkan hilirisasi jagung dan penyerapan stok.
Selanjutnya, GPMT akan membantu dalam penyerapan jagung. "Saya berterima kasih karena kapasitas silo mereka telah meningkat menjadi 1,9 juta. Kemudian, Asosiasi Jagung dan Bulog akan bekerja langsung dengan petani sehingga harga jagung dapat kembali stabil," jelasnya.
"Mimpi kita adalah agar petani mendapat untung, pedagang tersenyum, GPMT bahagia, dan peternak juga senang. Kita berusaha menjaga keseimbangan sehingga semua pihak merasa diuntungkan," harap Amran.