TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Keluhan petani karena anjloknya harga jagung langsung disikapi pemerintah melalui tangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) dengan menyetop impor jagung. Pemerintah juga memastikan komitmen Perum Bulog beserta stakeholder terkait lainnya menyerap jagung hasil produksi dalam negeri.
Panen jagung yang mulai berlangsung di beberapa daerah membuat harga meluncur deras. Di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, petani menjerit karena harga jual jagung saat musim panen hanya mencapai Rp 2.800/kg.
Keluhan petani tersebut mendorong Badan Pangan Nasional menggelar rakor menyikapi produksi jagung yang semakin naik seiring panen raya pada Rabu (13/3). Rakor dihadiri, Baintelkam Polri, Kemenko Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden, Perum BULOG, GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), Koperasi Putera Blitar, KPUN (Komunitas Peternak Unggas Nasional), Pinsar Indonesia, serta para pelaku pangan yang hadir secara daring.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi mengatakan, dalam upaya mengantisipasi anjloknya harga jagung di tingkat produsen saat panen raya, pihaknya mengumpulkan stakeholder terkait untuk sama-sama berkomitmen menyerap jagung untuk pakan. Salah satu keputusannya adalah sebelum panen raya jagung yang puncaknya diperkirakan pada April mendatang, importasi jagung akan disetop.
Langkah ini juga guna memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri dapat berjalan secara optimal dan menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh. Tentunya, ia berharap kebutuhan pakan peternak, khususnya peternak mandiri dapat dipenuhi dari hasil panen petani.
"Sering saya sampaikan bahwa concern kita adalah mengutamakan produksi dalam negeri, sehingga saat menjelang panen raya jagung seperti sekarang ini, pemerintah memutuskan menghentikan importasi jagung pakan,” kata Arief.
Seperti diketahui, pada akhir 2023 pemerintah meminta Perum Bulog melakukan importasi jagung pakan untuk membantu kebutuhan peternak yang saat itu kesulitan mendapatkan jagung sebagai bahan baku pakan. “Kebijakan impor jagung itu ditujukan untuk menstabilkan pasokan pakan peternak mandiri,” katanya.
Pakan menurut Arief, merupakan salah satu unsur pembentuk harga yang signifikan dan mempengaruhi harga daging ayam dan telur ayam di tingkat hilir. Dengan menyetop importasi jagung menjelang panen raya, berarti kebijakan importasi sangat terukur dan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani. “Saat panen raya inilah momentum bagi kita untuk menyerap sebanyak-banyaknya produksi dalam negeri," ujarnya.
Untuk memudahkan penyerapan jagung, Kementan akan menyiapkan data petani dan lokasinya. Baca halaman selanjutnya.