Tabloidsinartani.com, Aceh - Kementerian Pertanian bersama Gubernur Aceh dorong percepatan tanam seluas 135 ha melalui pompanisasi di 2 (dua) lokasi, Kecamatan Leupung seluas 120 ha dan Lhoknga seluas 15 ha, Kabupaten Aceh Besar. Hal ini untuk memastikan petani tetap berproduksi dan bisa meningkatkan indeks pertanaman (IP) secara signifikan ditengah ancaman badai El Nino dalam menghadapi krisis pangan global.
Kegiatan percepatan tanam padi dilakukan dengan mekanisasi modern berupa tranplanter dalam 1 jam, mampu menanam 1 ha lahan dan peragaan penyemprotan pestisida dengan drone pestisida. Dengan alat modern sebagai solusi petani menghemat waktu dan tenaga dalam kegiatan budidaya taninya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian, Irjen Kementan R.I, Setyo Budiyanto, Tenaga Ahli Menteri Bidang Food Estate, Ida Bagus Laksamana, Pejabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, Sekretaris Badan PPSDM, selaku PJ Satgas Darurat Pangan Prov.Aceh, Siti Munifah, Direktur Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan, diwakili oleh Indra Rocmadi, Direktur Pembiayaan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Indah Megawati, Panglima Kodam IM, Niko Fahrizal, Kapolda Aceh,Ahmad Kartiko, Kajati Aceh, Joko Purwanto, dan Pejabat Bupati Aceh Besar, Muh Iswanto, Kasdam IM Hadi Basuki, Kepala Dinas Pengairan Prov Aceh, serta Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Prov. Aceh beserta jajaran.
Pejabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah menngungkapkan rasa terima kasih kepada Kementan bahwa, “Dengan bantuan pengolahan lahan sawah yang dulunya terkena dampak tsunami, pada hari ini dapat dimanfaatkan lagi oleh petani”.
“Dirinya mendukung sepenuhnya kegiatan ini, petani agar segera gerak cepat memanfaatkan musim hujan yang telah tiba serta menggunakan sarana prasarana pompa yang digulirkan oleh pemerintah, sehingga hasil produksinya semakin meningkat, roda perekonomian petani berputar dan pada gilirannya kebutuhan pangan di Kab. Aceh Besar terpenuhi, petani makin sejahtera”. tandas Bustami.
Saat diskusi, Yamani, KT Makmue, Kec.Leupung, Aceh Besar, mengungkapkan rasa terima kasih kepada Kementan, bahwa “Dengan adanya gerakan tanam ini, sangat membantu petani di Kec Leupung, semula lahan yang tidak dapat dimanfaatkan, menjadi lahan produktif buat kelompok kami, tentu akan meningkatkan kesejahteraan petani kami”, ungkap Yamani.
“Hal inilah yang membangkitkan semangat para petani Kec. Leupung untuk tetap bergeliat tanam dengan berharap adanya tambahan pompa dan traktor untuk lahan yang masih bisa dioptimalkan sebagai lahan produktif yang semula hanya 4 ha menjadi seluas 120 Ha, imbuh Yamani.
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian menyampaikan bahwa, “Selaras dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaeman, dalam rangka darurat pangan, Kementerian Pertanian terus dukung percepatan peningkatan produksi padi melalui Pompanisasi, Optimalisasi Lahan Rawa, dan Tumpang Sisip Padi Gogo dengan Kelapa Sawit.”
“Kendala yang sering dihadapi petani, tidak dapat berproduksi karena tidak bisa memanfaatkan pasokan air yang ada, Pompanisasi salah satu solusi yang harapkan petani dalam proses peningkatan produksi”, pungkas Sam Herodian.
“Penggunaan pompanisasi terbukti secara nyata dapat mengoptimalkan pengelolaan pasokan air secara tepat dan efisien di lahan petani, tegas Sam Herodian.
Sam mengutarakan, “Kementerian Pertanian pada tahun 2024 akan mengalokasikan alsin berupa traktor yang dikelola Brigade Alsintan dan bantuan pompa untuk peningkatan IP di beberapa kecamatan potensi tadah hujan di Kabupaten Aceh Besar termasuk KT Makmur Bertani”.
“Dinas Aceh besar diharapkan segera mengusulkan CPCL potensi-potensi lahan tadah hujan yg ada di kabupaten Aceh Besar, pinta Sam.
Hal senada disampaikan pula Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selaku Penanggungjawab wilayah Aceh Besar, Gunawan, dalam hal ini diwakili oleh Indra Rochmadi, dimana kondisi lahan kec. Leupung ini masih bisa digenjot produksinya dengan peningkatan IP-0 menjadi IP-100 atau menjadi IP-200 melalui pompanisasi serta didukung dengan penggunaan benih padi bersertifikat serta varietas yang cocok untuk lahan gogo tadah hujan dan rawa.
“Sesuai Data dari Dinas Pertanian Aceh Besar, Kecamatan Leupung tercatat memiliki luas baku lahan sawah sekitar 25.692 hektar, dengan potensi lahan yang bisa diakselerasi percepatan tanam sekitar 120 ha (IP-100 seluas 4 ha, dan IP 0 atau Perluasan Areal Tanam yang terbengkalai tidak dapat dimanfaatkan akibat bencana Tsunami sekitar 116 ha), ujar Indra.
“Adapun kondisi eksisting kec Leupung berupa pompa 1 unit ukuran 6”, yang didukung 4 sumber air pompanisasi yakni Cekungan tadah hujan, air terjun Krung Sara, embung dan mata air Gunung Dayah Mamplam, maka perlu sentuhan alsintan untuk pembukaan lahan, penambahan pompa air, rehap saluran dan pipanisasi serta alsintan olah tanah”, papar Indra.
“Produksi saat ini di lahan seluas 4 ha (IP-100) hanya sekitar 1.752 ton GKG, dengan asumsi produktivitas sekitar 4,38 ton/ha, bahkan dapat ditingkatkan lagi menjadi (IP 200) nantinya”, terang Indra.
Indra berharap bahwa dengan pembukaan lahan seluas 116 ha, produksi yang dihasilkan bisa mencapai 12.480 ton GKG, dengan asumsi produktivitas 5,2 ton/ha dan IP 200. Ini akan mengakibatkan peningkatan sekitar 700 persen dari produksi awal, serta akan meningkatkan kesejahteraan petani.