Rabu, 21 Mei 2025


Survei : 50 Persen Stok Dalam Negeri Ada di Industri Pakan

13 Apr 2024, 09:22 WIBEditor : Gesha

Pertanaman jagung petani yang siap panen

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta - - Jumlah jagung yang tersedia di seluruh negeri pada akhir 2023 mencapai 956 ribu ton, dengan sekitar setengahnya, atau sekitar 478 ribu ton, disimpan di sektor pakan ternak. Sementara sisanya tersebar di berbagai sektor seperti rumah tangga, Perum Bulog, pedagang, dan industri lainnya serta usaha pertanian yang menggunakan jagung, industri, dan usaha pemipilan.

Perjanjian kerja sama antara Bapanas/NFA dan BPS terkait Survei Stok Beras dan Jagung Akhir Tahun 2023 (SSBJAT23) menjadi landasan penting untuk kebijakan strategis pemerintah terkait ketersediaan komoditas pangan.

Pemaparan awal hasil survei tersebut bertujuan untuk mengumpulkan tanggapan dan masukan dari para stakeholder yang relevan, sehingga estimasi stok yang akurat dapat digunakan dalam merumuskan kebijakan yang tepat.

Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas, menegaskan pentingnya hasil survei ini dalam menjaga ketersediaan beras dan jagung, pangan strategis yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Hasil survei SSBJAT23 menunjukkan bahwa pada akhir tahun 2023, jumlah total ketersediaan jagung nasional mencapai 956 ribu ton.

Rinciannya, jagung tersebut terbagi ke dalam berbagai sektor, di antaranya industri pakan sebanyak 478 ribu ton (50,08 persen), rumah tangga produsen dan konsumen 285 ribu ton (29,86 persen), Perum Bulog 156 ribu ton (16,37 persen), pedagang 29 ribu ton (3,07 persen), Konsumen Usaha Pertanian Pengguna Jagung 3.200 ton (0,34 persen), industri 1.500 ton (0,17 persen), dan usaha pemipilan 1.080 ton (0,11persen).

Selain itu, dalam SSBJAT23 juga disebutkan bahwa estimasi ketersediaan beras di akhir tahun 2023 yang menjadi carry over awal tahun 2024 mencapai total 4,13 juta ton.

Rinciannya, stok tersebut tersebar di rumah tangga produsen dan konsumen sebanyak 2,74 juta ton (66,34 persen), Perum Bulog 810 ribu ton (19,6 persen), pedagang 278 ribu ton (6,74 persen), horeka (hotel, restoran, katering) dan industri 153 ribu ton (3,72 persen), penggilingan 145 ribu ton (3,53 persen), dan produsen usaha/perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) sebanyak 278 ton (0,07 persen).

Sarwo Edhy, Plt Sekretaris Utama Bapanas, menyampaikan bahwa SSBJAT23 bertujuan untuk menentukan jumlah ketersediaan beras dan jagung pada akhir 2023, yang sekaligus menjadi dasar carry over untuk ketersediaan beras dan jagung di awal 2024.

Untuk melaksanakan survei ini, Bapanas bekerja sama dengan BPS dan PT Sucofindo sejak Desember tahun sebelumnya. SSBJAT23 telah dilakukan di 38 provinsi dan 477 kabupaten/kota untuk survei beras, serta di 442 kabupaten/kota untuk survei jagung menggunakan pendekatan probabilitas sampling. Total sampel survei beras mencapai 46.738 sampel, sementara untuk survei jagung terdapat 8.143 sampel.

Bapanas memiliki harapan untuk menjadikan survei ini sebagai kegiatan berkala yang dikoordinasikan oleh mereka. Setelah pemaparan awal hasil SSBJAT23, Bapanas menginginkan tanggapan dan masukan dari berbagai Kementerian/Lembaga agar hasilnya lebih komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menjelaskan bahwa data yang dihasilkan dari SSBJAT23 akan digunakan untuk memperbarui Neraca Komoditas (NK).

"Dengan data yang telah melalui penelitian, pengkajian, dan perhitungan oleh BPS dengan metodologi yang terpercaya, data tersebut sudah tersedia untuk digunakan," sebutnya.

Bapanas berkomitmen untuk memiliki data pangan yang konsisten, sehingga dapat dipercaya dan digunakan oleh semua pihak dalam perencanaan

Jika data tersebut sudah tidak memerlukan perbaikan lebih lanjut, Bapanas akan mengirimkan data tersebut kepada pimpinan Kementerian/Lembaga melalui surat resmi dari Kepala Bapanas.

"Tujuannya adalah untuk memberitahukan hasil survei ini yang akan menjadi dasar carry over untuk tahun 2024," tandasnya 

Pada acara pemaparan hasil SSBJAT23, turut hadir beberapa pejabat penting seperti Deputi Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden Edy Priyono, Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan BPS Kadarmanto, Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Indra Wijayanto, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA Rachmi Widiriani, serta perwakilan dari Kementerian Pertanian, PT Sucofindo, dan para pemangku kepentingan lainnya di sektor pangan.

Reporter : Nattasya
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018